Thinkway Logo
Woodstock 69, Festival Musik yang Takkan Terulang (Sumber Buku Woodstock 1969: The Lasting Impact of the Counterculture)

Woodstock 69, Festival Musik yang Takkan Terulang

 

THINKWAY.ID Genks! Medio tahun 1969 terdapat festival musik yang hingga kini masih terus menjadi pembicaraan. The Woodstock Music and Art Fair, atau yang lebih kita kenal Woodstcok namanya. Saat itu, festival ini diadakan di lahan pertanian di Bethel, New York Amerika Serikat.

 

Woodstock berawal dari gagasan empat pria berusia 20-an yang mencari peluang bisnis yang layak. Saat itu, John Roberts, Joel Rosenman, Artie Kornfeld, dan Michael Lang adalah aktornya.

 

Sedikit informasi tentang mereka. Lang telah menyelenggarakan Festival Musik Miami pada tahun 1968, dan berhasil melakukannya. Kornfeld adalah wakil presiden termuda Capitol Records, sementara Roberts dan Rosenman adalah pengusaha muda dari New York City.

 

Keempat pemuda itu dikabarkan sangat mencintai musik. Menurut mereka, festival musik lebih dari sekadar bisnis. Akhirnya, mereka membentuk Woodstock Ventures, Inc.

 

Festival yang diselenggarakan pada 15 sampai dengan 18 Agustus itu mulai rusuh ketika kota-kota Woodstock dan Wallkill di New York menolak izin untuk diselenggarakannya acara tersebut.

 

Kemudian, petani yang bernama Max Yasgur membuat tanahnya untuk dijadikan area festival. Hanya beberapa tiket saja yang kejual, sisanya sekitar 400.000 orang memaksa untuk masuk secara gratis.

 

Praktis, setengah juta orang bernyanyi, menari, dan mabuk bersama. Hujan kemudian mengubah lokasi festival menjadi lautan lumpur, Genks! Tetapi entah bagaimana para penonton tetap santuy dan hangat. Beberapa kalangan memperkirakan karena saat itu para penonton terikat dalam buaian seks dan narkoba.

 

Meskipun kerumunan di Woodstock mengalami cuaca buruk, kondisi berlumpur dan kekurangan makanan, air, dan sanitasi yang tidak memadai, suasana keseluruhan di sana tetap hangat lho.

 

Karena massa yang tidak terbendung, akhirnya penyelenggara fokus untuk menyiapkan logistik untuk para penonton. Tiket pun digratiskan. Penyelenggara kehilangan rugi besar. Tapi, tentu saja uang besar juga dihasilkan dari film dokumenter festival pemenang Oscar.

 

Penyelenggara disebut kehilangan jumlah uang yang tak terhitung, tentu saja yang sebagian mereka hasilkan dengan memproduksi film dokumenter festival pemenang Oscar.

 

Meski begitu, festival mereka telah melekat di benak jutaan orang selama setengah abad, sesuatu yang bisa dibilang akan terjadi. tidak pernah terjadi jika penonton hanya dibatasi sebanyak 50.000 saja.

 

Selain hiruk piruk acara, line up dari Woodstock pun bisa dibilang apik untuk saat itu. Sebut saja, Jimi Hendrix, Sly and the Family Stone, The Who, the Grateful Dead, Janis Joplin, The Jefferson Airplane, Ravi Shankar, and Country Joe and The Fish mengisi acara itu.

 

32 nama dalam tiga hari, nyaris 96 jam, karena cuaca buruk yang beberapa kali menunda pertunjukan. Sesuai tajuknya saat itu An Aquarian Experience: 3 Days of Peace and Music, pentonton larut dalam kedamaian dalam sebuah festival musik.

 

Di tengah segala kerumitan penyelenggaraan, Woodstock adalah perayaan yang damai dan mendapatkan tempat suci dalam sejarah musik. Setidaknya begitulah orang-orang mengenai festival ini. Maklum, saat itu AS sedang terlibat perang dengan Vietnam dan banyak yang menentang perang itu. Para penonton pun disebut datang dari orang-orang yang merasa terasing di masyarakat. Bahkan, Festival musik Woodstock tidak hanya menjadi ikon sejarah musik AS tetapi juga sejarah AS itu sendiri.

 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.