Thinkway Logo

Ragam Jenis Tembakau di Indonesia


Meskipun terdapat lebih dari 50 spesies tembakau yang tergolong genus nicotiana, namun hanya dua spesies yang mempunyai arti ekonomi cukup tinggi. Kedua spesies tersebut yaitu nicitiana tabaccum dan nicotiana rustica.

Sebagian orang memperkirakan bahwa nicotiana tabaccum bukanlah suatu spesies, tetapi kelompok yang terdiri dari hibrida-hibrida yang dihasilkan dari persilangan antara nicotiana rustica dan nicotiana petuniodes.

Rupanya sejarah pemuliaan tembakau ini, mencatat bahwa orang India mempunyai andil yang cukup besar untuk menghasilkan spesies yang bermutu seperti sekarang ini. Sebab, beratus-ratus tahun yang lalu perkawinan antar spesies tembakau ini banyak dilakukan oleh orang Indian yang menghuni dataran tinggi di Amerika Tengah dan bagian utara Amerika Selatan.

Perbedaan yang Mencolok diantara kedua spesies tersebut yaitu kadar nikotinnya. Nicotiana rustica mengandung kadar nikotin tertinggi, yaitu sekitar 16 persen. Sedangkan nicotiana tabacum mempunyai kadar nikotin terendah yaitu sekitar 0.6%. Dengan demikian, nicotiana rustica banyak untuk membuat abstrak alkalik yang akan dipergunakan sebagai insectisida atau semacam tembakau susur yang di negara-negara barat, India, dan Eropa Timur dikenal dengan snuff, chewing tobacco, dan lain-lain. Sedangkan jenis tembakau yang banyak digunakan sekarang berasal dari spesies nicotiana tabacum.

Jenis-jenis tembakau yang ada sekarang, biasanya diberi nama berdasarkan tempat asal tembakau tersebut terus-menerus diusahakan. Kualitas tanaman tembakau banyak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, terutama faktor iklim dan tanah. Walaupun secara genetis tanaman tembakau tidak mengalami perubahan, namun secara fenotip tergantung pada keadaan lingkungannya. Hal ini menyebabkan jenis tembakau yang dihasilkan berbeda karena keadaan lingkungan yang tidak sama.

Dengan demikian semakin banyak nama-nama tembakau yang diusahakan berdasarkan negara asalnya, misalnya tembakau viginia yang berasal dari daerah viginia (Amerika), tembakau Turki berasal dari negara Turki. Demikian pula di Indonesia, banyak dikenal jenis- jenis tembakau berdasarkan daerah asal penananmannya, diantaranya tembakau Deli, Besuki, Payakumbuh, Bugis, Kedu, Siluk, Banyumas, Kediri, Lumajang, madura dan Rembang.

Umumnya, jenis-jenis tembakau tidak mudah dibedakan. Untuk memudahkan pembagiannya, berbagai jenis tembakau dibedakan berdasarkan waktu penanamannya dan penggunaannya.

Secara umum tembakau di Indonesia dapat dipisahkan menurut musim tanamnya yang terbagi menjadi dua jenis yaitu:

1. Tembakau Voor-Oogst

Tembakau semacam ini biasanya dinamakan tembakau musim kemarau atau onberegend. Artinya, jenis tembakau yang ditanam pada waktu musim penghujan dan dipanen pada waktu musim kemarau.

2. Tembakau Na-Oogst

Tembakau Na-Oogst adalah jenis tembakau yang ditanam pada musim kemarau, kemudian dipanen atau dipetik pada musim penghujan.

Berdasarkan bentuk fisiknya, tembakau di Indonesia dipasarkan dalam dua wujud, yaitu: rajangan dan krosok. Tembakau Rajangan (slicing type) sangat unik, dimana hanya terdapat di Indonesia saja. Tembakau dipasarkan dalam bentuk rajangan, dimana sebelum dipasarkan, terlebih dahulu dirajang sedemikian rupa, untuk selanjutnya dilakukan proses pengeringan dengan bantuan sinar matahari (sun cured).

Sejumlah pekerja wanita menyemai tembakau yang sudah di rajang untuk melanjutkan proses pengeringan di kabupaten Jombang. [Gofuur Eko Ferianto]

Berdasarkan tipe ukuran rajangannya, terbagi menjadi dua, broad cut (meliputi rajangan kasar dan sedang) dan fine cut (rajangan halus). Berdasarkan warna hasil fermentasi, tembakau rajangan dibagi menjadi dua, rajangan kuning dan hitam. Disebut rajangan kuning, sebab hasil fermentasi nantinya cenderung berwarna kuning, sedangkan rajangan hitam dikarenakan hasil fermentasi cenderung berwarna gelap.

Sedangkan tembakau Krosok (leaf type) merupakan jenis yang paling banyak terdapat di dunia. Tembakau krosok dipasarkan dalam bentuk lembaran daun utuh, setelah melalui proses pengeringan. Harga tembakau krosok cenderung lebih mahal dari pada rajangan, sebab melalui tahapan yang panjang sebelum siap dipasarkan, mulai pengeringan hingga sortasi.***

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.