MALANG, THINKWAY – Gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat Indonesia harus diakui mulai luntur akhir-akhir ini. Apalagi di tengah masyarakat perkotaan yang lebih kental unsur individualismenya. Namun dalam kehidupan bermasyarakat di desa, khususnya di daerah pertanian, gotong royong menjadi keseharian. Bukan hanya menguatkan kekompakan petani dalam mengatasi persoalan di lahan pertanian maupun lingkungan tetapi juga bersama mewujudkan kesejahteraan. Seperti gotong royong yang dilakukan warga Dusun Sambigede, Desa Ngebruk, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang
Secara suka rela.Tanpa ada yang dibayar. Ribuan benih ditanam sejak pukul 12.30 WIB.”Kalau ditanam sejak pagi, nanti akan mati kepanasan,” ujar Saiko, salah seorang petani yang ikut menanam tembakau.Pria berusia 54 tahun itu memaparkan, tembakau yang ditanam merupakan varietas Gagang Rejeb Sidi. Pemilik lahan membelinya dari Tulungagung. Varietas tersebut termasuk unggul dan sudah diakui oleh Kementerian Pertanian (Kementan) RI.
Setiap 1.000 benih seharga Rp 100 ribu. ”Kalau cuaca bagus, 115 hari ke depan sudah bisa dipanen,” kata Saiko.Meskipun saat baru ditanam tidak bisa terkena sinar matahari terlalu lama, dia melanjutkan, tembakau bisa tumbuh dengan baik saat musim kemarau. Karena itu, musim tanam dilakukan saat pertengahan tahun. Biasanya mulai bulan Mei sampai Juni. Sedangkan saat intensitas hujan tinggi, tanaman tembakau bisa rusak.Karena itu, jika tidak ada aral, September atau Oktober depan sudah mulai panen.
Varietas Gagang Rejeb Sidi
Tembakau varietas gagang rejeb sidi memiliki ejumlah keunggulan yang tidak dimiliki sembarang varietas tembakau lain.Salah satunya, tanaman tembakau gagang rejeb sidi mampu menghasilkan panen rata-rata sembilan kuintal per hektare, atau saat kondisi cuaca dan penanganan yang baik bisa mencapai 1,2 ton per hektarenya.
Ada beberapa keunggulan lain yang membuat tembakau gagang rejeb sidi lolos sertifikasi Kementerian Pertanian, yakni ketahanannya terhadap aneka penyakit, kadar nikotin yang tinggi (4,04 persen), mutu yang tinggi, serta penerimaan pasar terhadap produk tembakau olahan Gagang Rejeb Sidi ini. (*)