THINKWAY.ID – Black Panther: Wakanda Forever sedang tayang di bioskop-bioskop Indonesia sejak 9 November lalu. Bagi penonton setia adiwira fiktif keluaran Marvel, film ini wajib ditonton, karena merupakan sekuel Black Panther (2018), dan salah satu film penyangga penting dalam waralaba Marvel Cinematic Universe (MCU), yang saat ini memasuki akhir Phase 4.
Kerap disebut sebagai film terbaik Marvel tahun ini, Wakanda Forever cukup emosional, karena aktor utama dalam film pertamanya, Chadwick Boseman, sang pemeran Black Panther alias Raja T’Challa versi original, meninggal dunia pada 2020 karena usus kanker. Wakanda Forever atau Black Panther 2 dipersembahkan khusus untuk mendiang Chadwick Boseman.
Wakanda merujuk pada sebuah lokasi imajiner yang disebut dan divisualkan dalam film Black Panther. Walaupun fiktif, Wakanda banyak diperbincangkan oleh warganet sebagai tempat yang dipercaya ada, dengan beberapa alasan. Selain Wakanda, terdapat beberapa tempat imajiner lain dalam film yang juga dipercaya eksis, sampai-sampai penonton punya ide liar untuk sesekali, mengunjungi lokasi-lokasi tersebut. Film sebagai budaya populer telah berhasil membumbungkan imajinasi penontonnya, terutama di masa teknologi CGI (Computer Graphic Images) berkembang pesat.
Berikut 5 lokasi imajiner dalam film yang banyak dipercaya ada dan layak dikunjungi:
Wakanda
Wakanda adalah negara fiksi dalam film Black Panther. Disebutkan berlokasi di benua Afrika, negara ini punya aset utama kekayaan alam berupa Vibranium, yang berasal dari meteor yang jatuh di wilayah tersebut sekira 10.000 tahun silam. Vibranium sangat kuat, dan punya keistimewaan mampu menyerap bebunyian. Logam ini berhasil direkayasa sedemikian rupa oleh para peneliti lokal Wakanda, yang membuat negara ini memiliki teknologi yang sangat maju, melampaui teknologi yang sering kita temui di masa sekarang.
Saking majunya, keseluruhan wilayah Wakanda mampu ditutupi oleh selubung khusus semacam hologram cermin, yang membuat wilayahnya tak bisa dipantau secara visual dari udara, dan luput dari pantauan radar dan satelit. Para pecinta film tertarik mengunjungi Wakanda karena kepincut dengan visualnya yang menawan, terutama perpaduan antara teknologi yang sangat maju, dengan unsur kebudayaan etnik Afrika.
Planet Pandora
Planet Pandora adalah planet fiksi yang disebutkan dalam film Avatar (2009). James Cameron, sutradara Avatar berhasil menampilkan visual Pandora dengan lanskap alamnya yang dramatis. Pandora adalah bulan (satelit) alami yang mengorbit planet gas raksasa bernama Polythemis. Dalam kisah Avatar, Pandora didiami suku lokal Na’vi, semacam bentuk kehidupan menyerupai manusia berwarna biru setinggi 3 meter, sekilas mirip kucing.
Binatang di Pandora divisualkan eksotik sekaligus mengerikan. Lanskap hutannya mirip hutan hujan tropis, sangat subur, dan berkonsep ibu-bumi. Konsep ini kental dengan kearifan lokal, karena alam akan merespon ketika ada pihak luar yang berusaha merusaknya. Pandora menyimpan mineral langka Unobtainium, berguna untuk gaya magnetik kuat dan vital untuk komponen pesawat luar angkasa. Dalam sekuelnya yang bertajuk Avatar: The Way of Water yang akan dirilis 16 Desember 2022, James Cameron akan menampilkan dunia lautan Pandora.
The Shire dan Rivendell
Dalam trilogi film The Lord of The Rings (2001-2003) dan trilogi The Hobbit (2012-2014), The Shire dan Rivendell adalah lokasi fiktif yang sangat indah, sekaligus magis. The Shire adalah kampung tinggal para Hobbit, ras mirip manusia setinggi sekira 2/3 orang dewasa, dengan ciri kaki bertelapak lebar. Rumah tinggal Hobbit seolah menempel dan digali mendatar pada perbukitan landai, berpintu kayu dengan bentuk lingkaran. Makin sempurna dengan dominasi rumput hijau segar yang mengelilinya. Kesan hidup santai dan damai tercipta di perkampungan ini.
Rivendell merupakan wilayah tersembunyi dan sulit ditemukan, yang dihuni oleh komunal ras Elf, kaum pemuja keindahan dan kelembutan, dengan karakter fisik daun teliga lancip. Karena Elf adalah penjaga hutan, maka Rivendell berada di tengah hutan, aman dari musuh, dengan bangunan-bangunan dengan interior menawan dan eksotis mirip abad pertengahan Eropa. Bunga-bunga cantik, sungai-sungai yang cantik, dan air-air terjun adalah pemandangan yang umum ditemui di Rivendell.
Hogwart
Siapa yang tak kenal Hogwart, sekolah sihir imajiner dalam film-film Harry Potter (2001-2010)? Sekolah ini begitu kaya dengan unsur sulap dan sihir. Walaupun terkesan mistis sekaligus klasik, semua bagiannya begitu menarik untuk dikunjungi. Hogwart menjulang di atas bukit kokoh yang dikelilingi perairan yang sangat luas, sehingga lebih menyerupai kastil dengan pilar-pilarnya yang tinggi. Lukisan-lukisan yang terpajang di Hogwart mirip televisi layar datar, yang selalu bergerak dan bahkan bisa diajak berinteraksi. Jangan lupa kunjungi rumah Hagrid, si raksasa baik hati dengan peliharaan mahluk-makhluk mitologi yang aneh namun eksotis.
Tsukamori
Tsukamori adalah sebuah hutan imajiner yang merupakan latar utama dalam film animasi besutan Studio Ghibli, My Neighbor Totoro (1988). Walaupun masih menampilkan animasi 2 dimensi, namun tempat ini divisualkan dengan sangat menawan oleh Hayao Miyazaki, sutradara film tersebut. Film ini bercerita mengenai sebuah keluarga kecil di Jepang, yang pindah domisili dari tempat tinggal lama mereka, ke sebuah rumah yang dekat dengan hutan Tsukamori. Anak-anak kemudian secara ajaib kenal dan bersahabat dengan dengan mahluk semacam dewa penjaga hutan bernama Totoro.
Hutan dan desa kecil sekitar rumah baru mereka sangat cantik. Mewakili lanskap pedesaan Jepang di masa itu. Tsukamori tak begitu luas, tapi menyimpan kearifan lokal yang tetap dijaga oleh Totoro. Tsukamori didasarkan pada kenangan Miyazaki pada pedesaan Tokorozawa, tempat tinggalnya bersama sang istri pada tahun 1960-an. Ia prihatin dengan hilangnya kerimbunan dan kehijauan Tokorozawa akibat urbanisasi, yang membuatnya melahirkan masterpiece anime Studio Ghibli berjudul My Neighbor Totoro.
