Thinkway Logo
Kampanye Bahaya Sampah dan Mikroplastik, Cara KCD Peringati Hari Ciliwung ke-11 (Sumber: Thinkway.id)

Kampanye Bahaya Sampah dan Mikroplastik, Cara KCD Peringati Hari Ciliwung ke-11

THINKWAY.ID – Komunitas Ciliwung Depok (KCD) menggelar peringatan Hari Ciliwung pada Minggu (13/11) malam. Bertempat di basecamp KCD kolong jembatan GDC Depok, unit kolektif yang fokus pada konservasi dan edukasi Ciliwung ini merangkul beberapa kolektif dan komunitas dari berbagai latar belakang. Tujuannya, agar kampanye konservasi Ciliwung bisa semakin meluas ke masyarakat.

Peringatan Hari Ciliwung sendiri jatuh setiap 11 November, tahun ini memasuki tahun ke-11 sejak kali pertama ditetapkan pada 2012 oleh Komunitas Penggiat Penyelamatan Ciliwung. Setahun sebelumnya, ditemukan dua Senggawangan, sejenis kura-kura yang merupakan fauna endemik Ciliwung. Tanggal penemuan hewan ini kemudian disepakati menjadi dasar ditetapkannya Hari Ciliwung. Ini sekaligus menjadi semangat tambahan beberapa komunitas lokal Ciliwung, bahwa tenyata masih ada ekosistem endemik Ciliwung yang keberadaanya perlu terus dilestarikan.

Sungai yang membentang seluas 119 km dari hulu di Kabupaten Bogor berujung di Teluk Jakarta ini merupakan pusat kehidupan masyarakat sekitar aliran dan bantaran sungai. KCD fokus pada Ciliwung yang melewati area Depok. Berdiri pada 2010, komunitas ini didirikan oleh Taufik DS, karena keresahannya melihat Ciliwung yang semakin rusak karena tercemar sampah.

Multi-Komunitas

Pelibatan kolektif atau komunitas lain dalam peringatan Hari Cilliwung menjadi penting, karena tak hanya bertujuan utama agar kampanye konservasi Ciliwung semakin membumi, tapi juga agar kesadaran masayarakat soal hal tersebut bisa tercapai. Dengan demikian, kesadaran umum soal pentingnya menjaga Ciliwung agar tetap bersih, bisa terwujud.

Tak hanya dari komunitas yang bergerak di kegiatan luar ruangan dan pecinta alam, tapi partisipan juga berasal dari penggiat musik, seni rupa, street art, teater, dan lain-lain. Mereka menampilkan karya masing-masing, kebanyakan mengusung kampanye sadar soal lingkungan, khususnya sampah.

Para penampil yang berpartisipasi dalam acara ini antara lain Dhellet, Hansen, Toba, Swaka Darma, OLSAM, One for All, Culture Nade, Umar, Djendela Sore, Ipank Hore-hore, Akar Teki, Yudi Harianto, dan I Magribi. Sebelum para penampil ini bermain, digelar juga diskusi multi stakeholder terkait Ciliwung, dengan tema besar “Penyamaan Persepsi Soal Ciliwung”. Pelepasan ikan-ikan endemik Ciliwung juga dilakukan, dengan tujuan agar sebarannya semakin meluas di sungai ini.

Dengan latar belakang yang berbeda-beda, para penampil berharap kampanye sadar lingkungan khususnya soal sampah, akan lebih meluas ke masyarakat. Sehingga, kampanye baik soal ini tak hanya dimonopoli oleh kalangan yang peduli pada alam. Persoalan merubah kebiasaan sederhana, misalnya tak membuang sampah sembarangan khsususnya di sungai, akan bisa tersampaikan. Bagian lebih luasnya, mereka sebarkan lewat jargon dan tagar di sosial media “Jaga Dan Rawat Ciliwung Kita”.

Bahaya Mikroplastik

Hal sederhana dalam acara semacam ini, seperti menyarankan pada para penampil dan siapapun yang berpartisipasi agar membawa tumbler atau botol minuman isi ulang, jadi pesan sederhana yang bisa diadopsi pada kebiasan sehari-sehari. Seperti diketahui, penggunaan tumbler bisa meminimalisir penggunaan limbah botol minuman plastik sekali pakai sebanyak empat buah.

Dalam konteks Ciliwung, ini artinya sampah botol di Ciliwung bisa diminimalisir. Apalagi, sekarang isu microplastik sedang menyeruak. Mikroplastik merupakan partikel plastik atau fiber dengan ukuran sangat kecil, sekira kurangdari 0, 5 mm, sehingga mengandung berbagai zat aditif yang berbahaya bagi kesehatan bila masuk ke tubuh manusia.

Dengan masih banyaknya sampah plastik yang ditemukan di Ciliwung, maka potensi bahaya mikroplastik ada di depan mata. Karena ukurannya sangat kecil, mikroplastik dapat dengan mudah masuk ke tubuh hewan, misalnya ikan di sungai yang terpapar sampah plastik. Ketika ikan ini dikonsumsi manusia, maka mikroplastik bisa meracuni tubuh. Mikroplastik bisa saja terkandung dalam makanan dan air yang dikonsumsi saban hari. Dalam paparan tingkat tinggi, pertumbuhan sel kanker, reaksi alergi, kerusakan sel, gangguan metabolisme, dan gangguan hormon jadi bahaya mikroplastik bagi kesehatan.

Akhirnya kampanye sederhana lewat contoh kegiatan yang dilakukan oleh KCD, bisa dijadikan role model yang bisa diadopsi dan dimodifikasi oleh komunitas lain yang mengusung kampanye kebaikan, dalam hal apapun. Kolektif progresif yang umumnya beranggotakan relawan dari kalangan muda, bisa jadi wadah dan sarana yang potensial untuk menyebarkan kampanye kebaikan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.