Thinkway Logo
Tiga Ritual Tembakau yang Dilakukan Petani Saat Musim Panen Tiba (Sumber Flickr Rokok Indonesia)

Tiga Ritual Tembakau yang Dilakukan Petani Saat Musim Panen Tiba

THINKWAY.IDGenks! Indonesia memiliki berbagai kearifan lokal yang tersebar di seluruh daerah dari Sabang sampai Merauke. Kearifan lokal ini ada dalam bentuk tradisi dan adat istiadat yang sering dilakukan untuk merayakan momen-momen tertentu. Salah satunya adalah budaya yang terus dilakukan ketika musim panen tembakau tiba.

Ketika musim panen tembakau tiba, para petani dan masyarakat yang hidup dari sektor itu berharap agar hasil yang dicapai bisa baik dan maksimal. Menggelar upacara adat berupa syukuran adalah cara yang mereka lakukan untuk mengucapkan rasa terima kasih pada Tuhan yang maha esa dan harapan yang dipanjatkan kepadaNYA agar panen bisa berbuah baik.

Thinkway menghimpun data dari katadata.co.id, luas areal perkebunan tembakau menurut Kementerian Pertanian Republik Indonesia pada 2021 areal tembakau nasional seluas 236.687 hektare. Area ini tersebar dari Sabang sampai Merauke dan setiap daerah punya cara unik masing-masing dalam menyambut musim panen.

Ritual Ruwat Rigen untuk Sambut Masa Panen Tembakau 

Ruwat Rigen adalah tradisi dari masyarakat petani sebelum melakukan panen raya tembakau. Petani akan mengadakan ruwatan, yakni mengeluarkan rigen sebagai alat menjemur tembakau untuk dibersihkan dan dicuci menggunakan air.

Tradisi ini dilakukan oleh petani tembakau dari lereng Gunung Sumbing dan Sindoro, serta ditandai dengan ditandai dengan pencipratan air dari 13 sumber mata air. Ruwat Rigen juga berarti merawat segala sesuatu yang berkaitan dengan pertembakauan dan panen tembakau.

Tungguk Tembakau 

Tradisi Tungguk Tembakau ini dilakukan oleh para petani tembakau dan masyarakat lereng Gunung Merbabu. Tradisi ini diawali dengan kirab budaya yang membawa hasil bumi dan gunungan tembakau  diiiringi sejumlah kesenian tradisional, mengelilingi sepanjang jalan desa.

Tungguk tembakau merupakan tradisi yang digelar saat mengawali panen tembakau, di mana tungguk diartikan memetik. Aktivitas ini dilakukan sebagai wujud syukur para petani lereng Gunung Merbabu wilayah Kabupaten Boyolali, sebelum memulai panen tembakau.

Tradisi Wiwit Mbako Awali Masa Panen Tembakau

Tradisi Wiwit Mbako diikuti sebanyak ribuan warga Kabupaten Temanggung dan sekitarnya datang untuk berdoa bersama agar musim panen tembakau pada tahun ini hasil dan harga jualnya semakin baik, serta petani tembakau menjadi makmur marem (puas), tentrem (damai) dan gandem (bagus dan baik).

Belakangan, tradisi untuk mengawali musim panen tembakau ini juga dijadikan sebagai objek wisata. Banyak wisatawan dari kawasan sekitar Temanggung yang juga hadir untuk menyaksikan ritual ini. Genks, di antara tiga tradisi ini mana yang pernah kalian kunjungi?

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.