Thinkway Logo
Wiwit Tembakau, Bentuk Ibadah dan Rasa Syukur Petani Terhadap Tuhan (Sumber JatengProv)

Wiwit Tembakau, Bentuk Ibadah dan Rasa Syukur Petani Terhadap Tuhan

THINKWAY.ID – Genks! Indonesia punya segudang tradisi kebudayaan yang lahir dari berbagai banyak daerah. Tradisi-tradisi kebudayaan tersebut memiliki karakter yang unik dan berbeda satu sama lain tergantung letak geografisnya. Salah satunya adalah tradisi wiwit tembakau yang dilakukan warga lereng Gunung Sindoro Temanggung, Jawa Tengah.

Tradisi ini merupakan agenda rutinan setiap tahun yang dilakukan oleh warga di daerah tersebut sebagai bentuk rasa syukur terhadap Tuhan atas hasil panen yang mereka peroleh.

Nah genks! kalau tradisi wiwit tembakau ini udah dilakukan, itu juga jadi pertanda sudah memasuki musim panen mbako. Ini sesuai dengan penamaan wiwit dalam bahasa Jawa yang bermakna mulai. Artinya budaya ini adalah sebagai sebuah aktivitas selametan sekaligus memulai masa panen.

Kemeriahan dalam acara tradisi wiwit tembakau ini jangan ditanya genks! Semua warga berbondong-bondong datang ke ladang tembakau dan melakukan selametan di sana. Dalam pelaksanaannya, tiap-tiap keluarga membawa kelengkapan upacara, antara lain nasi tumpeng, ingkung, dan jajan pasar.

Tradisi ini juga merupakan rentetan akhir dari selametan yang dilakukan oleh warga di sana. Sebelum wiwit, ada tradisi bernama selamatan Nyecel untuk memohon keselamatan dan keberhasilan dalam mengolah lahannya. Selanjutnya diadakan selamatan Among Tebal yang bertempat di area kebun tembakau masing-masing pemangku hajat guna untuk keselamatan dan juga kesuburan tanamannya.

Pasti dari kalian ada yang bertanya; acara ini bisa dilaksanakan kapan saja? Eits, tentu tidak! Pelaksanaan semua upacara adat atau tradisi yang diselenggarakan ini mempergunakan hitungan atau berpedoman pada Kalender Jawa versi Aboge. Nah! jadi ga sembarangan diadakan ya genks!

Itu baru di Temanggung loh! di daerah lain yang merupakan sentra tembakau juga punya kearifan lokal yang berbeda-beda dan keunikannya juga engga kalah. Tapi, semua adat-istiadat itu diperuntukkan untuk memuja dan menghaturkan rasa syukur pada Tuhan semesta alam.

Itulah mengapa alam kita masih terawat dengan baik dipertahankan oleh para petani yang tidak cuma menggantungkan hidupnya di situ, namun juga punya keikhlasan yang luar biasa untuk melindunginya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.