TEMANGGUNG, THINKWAY – Petani tembakau di kawasan lereng Gunung Sumbing dan Sindoro, Temanggung menggelar Ruwat Rigen, Sabtu (27/7/2024) bertempat di Lapangan Les Bumi Kledung. Sebagai tanda syukur, para petani tembakau mempertahankan budaya, tradisi Ruwat Rigen. Ruwat Rigen adalah cerminan sejarah atau perjalanan suatu daerah. Melestarikan budaya seperti Ruwat Rigen merupakan salah satu bentuk menghormati warisan leluhur dan meneruskan nilai-nilai positif ke generasi muda.
Penjabat Bupati Temanggung Hary Agung Prabowo mengatakan, warga Kledung rutin melakukan kegiatan ini setiap tahun menjelang panen tembakau. Tembakau Temanggung memiliki cita rasa yang khas. Tembakau Temanggung digunakan sebagai bahan baku rokok kretek, pemberi rasa dan aroma. Tembakau Temanggung dibudidayakan pada tujuh sentra produksi yaitu Lamuk, Lamsi, Paksi, Toalo, Tionggang, Swanbing, dan Kidulan.
Hary mengharapkan para petani tembakau di Kabupaten Temanggung pada umumnya dan khusunya di Kecamatan Kledung benar-benar panen bagus dan harganya mahal. “Tradisi ini merupakan wujud pengharapan para petani agar tahun ini panen bisa berjalan dengan lancar, berhasil, harga tinggi, sehingga menjadi rezeki yang banyak untuk masyarakat,” katanya.
Luas tanaman tembakau di Kabupaten Temanggung setiap tahun berkisar antara 16.000 hingga 18.000 hektare. Sementara kapasitas produksinya berada di angka sekitar 12.000 ton tembakau kering per tahun. Tanaman tembakau tersebar di 14 dari 20 kecamatan di Kabupaten Temanggung, yakni Tretep, Wonoboyo, Candiroto, Ngadirejo, Parakan, Bansari, Kledung, Bulu, Tlogomulyo, Selopampang, Tembarak, Temanggung, Kedu dan Jumo.(*)