THINKWAY.ID – Indonesia merupakan negara penghasil tembakau, berbagai jenis tembakau dibudidayakan di sejumlah daerah-daerah sentra tembakau seperti diantaranya di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat dan Sumatera. Tidak semua wilayah dapat ditanami tembakau sebab tanaman yang memiliki nama latin Nicotiana tabacum ini adalah tanaman “special location”.
Salah satu daerah yang memiliki kekhasan tembakau adalah Temanggung, Jawa Tengah. Kota ini dikenal dengan nama Negeri Tembakau karena merupakan penghasil tembakau yang cukup banyak yang memiliki cita rasa dan jenis yang berbeda-beda. Tembakau Temanggung dibudidayakan pada tujuh sentra produksi yaitu Lamuk, Lamsi, Paksi, Toalo, Tionggang, Swanbing, dan Kidulan. Sedangkan verietas lain yang dibudidayakan selain Kemloko juga ditemukan varietas jenis Mantili, Pelus.
Jenis Tembakau Temanggung digunakan sebagai bahan baku rokok kretek, rokok filter, pemberi rasa pada rokok dan sebagai aroma. Saat ini, banyak anak muda beralih dari rokok pabrik ke tembakau lintingan. Tidak hanya harganya yang murah, rokok lintingan atau (tingwe) trend untuk dapat menentukan bentuk dan jumlah tembakau yang dilinting.
Fia salah satu mahasiswa Akademisi Televisi Indonesia mengungkapkan rasa keinginan tahuan terhadap tembakau lembutan. “Kami rencanannya akan berangkat ke Temanggung untuk meliput tembakau lembutan yang mulai digemari kalangan anak muda saat ini,” ujarnya kepada Thinkway.id, Senin (3/7).
Peliputan terhadap Tembakau Lembutan ini merupakan bentuk tugas akhir. “Di sana kami akan meliput perkebunan tembakau dan melakukan wawancara dengan petani tembakau serta cofee shop yang menjual tembakau,” katanya.
Sementara itu, mengutip dari laman, Ayojogja.com, Ikhsan Taat yang merupakan penjual tembakau lembutan di Dusun Banaran, Desa Banaran, Kecamatan Gemawang, mengatakan respon masyarakat terhadap rokok lintingan sangat baik. Belakangan ini pangsa pasarnya juga di kalangan anak muda. Dulu saya pakai rokok pabrik, sekarang saya beralih ke rokok lintingan.
Ikhsan menjelaskan, volume penjualannya sangat tinggi, 6–7 kg per bulan. Menurut pengamatannya, tembakau yang paling banyak dicari hingga saat ini adalah tembakau jenis lamsi yang memiliki rasa ringan dan aroma yang harum. Di kiosnya tersedia 25 jenjs lembutan yang berasal dari 25 desa. “Meskipun harganya mahal, tapi peminatnya banyak,” kata Iksan.
Turahono, manajer kedai kopi TH, juga menanggapi tren tembakau lembutan dan menerapkan langkah-langkah periklanan dengan menyediakan rokok linting tangan gratis kepada pelanggan. Kebanyakan pengunjung kafe ini adalah anak muda, “Sebagian besar pelanggan kopi muda saya merokok sigaret kretek tangan, jadi kami mendistribusikan sigaret kretek tangan sebagai kegiatan promosi,” kata Turahono.