THINKWAY.ID – Risih gak sih genks kalau ada puntung rokok dibuang sembarangan? Sebagai perokok yang bijak, kesadaran akan kebersihan lingkungan harus tertanam dalam diri kita. Mulai dari hal-hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, termasuk puntung rokok.
Oh iya, sebelumnya udah pada tau belum sih sebenernya filter rokok yang kemudian jadi puntung itu terbuat dari apa?
Jadi genks, filter rokok itu dibuat dari bahan aseto, sejenis tumbuhan padi-padian yang hidup di daratan Eropa dan tumbuh setelah musim salju. Jadi bahannya itu organik karena berbahan dasar tumbuh-tumbuhan. Salah satu produsen filter rokok di Indonesia, PT Filtrona Indonesia pernah menjelaskan bahwa dalam pembuatan rokok tidak boleh menggunakan unsur minyak. Kalaupun ada perekatnya, itu digunakan dengan bahan silikon yang food grade (dapat dikonsumsi tubuh).
Filter rokok sendiri terbagi dari empat bagian, pertama bagian tow (rangkaian selulose asetat sebagai badan filter), kedua adalah plasticizer (zat pelunak untuk mengikat filter), ketiga plug wrap (kertas pembungkus fiber filter) dan keempat adalah pelekat (sebagai pelekat plug wrap). Begitu sekilas infonya soal filter rokok.
Nah balik lagi nih ke persoalan puntung rokok. Jadi genks, puntung rokok yang dibuang itu merupakan sampah. Jadi kalau buang puntung rokok sembarangan sama dengan buang sampah sembarangan.
Terus nih genks sekadar buang puntung rokok pada tempatnya aja masih belum cukup karena puntung rokok ini bisa diolah menjadi barang atau produk yang bermanfaat. Ini penting biar gak bergantung sama tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Tahu sendiri kan TPA kita udah kayak bukit gitu, coba aja sana liat langsung ke Bantargebang.
Emangnya puntung rokok bisa didaur ulang lagi? Ya bisa dong. Nih kita kasih tau puntung rokok itu bisa diolah jadi apa aja!!!
Kerajinan Tangan Hingga Furniture
Di Bandung Jawa Barat ada perusahaan daur ulang limbah bernama Parongpong. Perusahaan yang berdiri pada tahun 2017 ini memiliki tagline “Tidak ada yang namanya sampah, yang ada hanyalah material yang belum terpakai dan belum terevitalisasi”.
Parongpong kemudian menggagas pengolahan sampah puntung rokok setelah membuat riset selama satu tahun. Setelah itu mereka berkolaborasi dengan Conture Concrete Lab untuk membuat berbagai produk yang bernilai jual dari puntung rokok, seperti asbak, pot bunga, tiling, dan furniture outdoor.
Diambil dari hasil wawancara dw.com dengan Rendy Aditya Wachid sang pendiri Parongpong, puntung-puntung rokok yang dikumpulkan dibawa ke mesin berbasis teknologi hydrothermal untuk diolah menjadi pulp atau bubur, yang ketika dikeringkan akan menjadi fiber dengan karakter homogen. Fiber inilah yang kemudian dicarikan formula yang paling tepat oleh mitra mereka, Conture Concrete Lab, untuk dijadikan produk-produk material bernilai jual.
Pestisida Nabati Alami
Puntung rokok bisa jadi pestisida nabati alami loh genks yang berfungsi sebagai pengendali hama tanaman pada produk sayuran. Ini banyak sih yang udah neliti dan beberapa hasil penelitian itu juga udah diuji coba.
Salah satu penelitian puntung rokok dapat diolah jadi pestisida nabati alami adalah hasil penelitian dari Martalina dkk, dalam Majalah Sains Edisi April 2015 vol 40. Penelitian ini menjadi informasi yang penting untuk dicermati agar dapat ditindak lanjuti mengolah puntung rokok sebagai pestisida nabati alami.
Putung rokok yang selama ini menjadi limbah dapat dijadikan sarana pestisida nabati pengendali hama tanaman pertanian.
Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan dan cara mengolahnya sebagai berikut :
- Ekstrak Puntung rokok, kemudian direndam dengan air.
- 1000 gram puntung rokok dengan 7 liter air direndam selama 10 hari dalam wadah tertutup.
Dari penelitian ini, menurut Martha, ekstrak puntung rokok mengakibatkan kematian hama (mortalitas) hama sebanyak 100%. Tingkat mortalitas 21 ekor hama Plutella xylostella dalam kurun waktu 3 hari.
Sementara untuk ekstak daun pepaya, sebanyak 1kg direndam 3,5 liter air, mortalitas hama 65%, sebanyak 14 ekor hama Plutella xylostella dalam kurun waktu 5 hari. Siklus hama Plutella xylostella dari fase larva hingga fase dewasa adalah 6 hari, sehingga hama yang kmasih hidup pada ekstrak puntung rokok berubah menjadi ngengat.
Pada daun tembakau ada senyawa alkoida, senyawa amin, pirol, pidirin, alkoloida Nornikotin dan anabasin. Kandungan nikotin dalam tembakau dapat mencapai 0,3% sampai dengan 5% bobot kering kering yang berasal dari biosintetis di akar dan diakumulasi di daun.
Wah bisa dicoba nih, bahan-bahannya sederhana dan proses pembuatannya gak rumit.
Sementara dua contoh itu dulu mengenai mengolah puntung rokok menjadi produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Sebenarnya masih ada beberapa sih kayak ada yang bisa menyulap puntung rokok jadi lukisan, campuran bahan batu bata, bahkan di Perancis puntung rokok disulap menjadi bangku jalanan.
Tapi yang jelas dari dua contoh di atas, kita jadi tau kalau puntung rokok itu bisa diolah juga kok bukan sekedar jadi sampah yang mengotori lingkungan atau berakhir di TPA aja.