Thinkway Logo
Fans K-Pop (Sumber CTV News)

Dear Fans Kpop, Hidup Bukan Cuma Soal Idola Lu Doang!

THINKWAY.IDSaya teringat kisah tentang dua pemuda yang bertengkar hebat. Pertengkaran tersebut membuat keduanya saling melaporkan diri ke pihak yang berwajib. Mulanya, pemuda dengan nama samara Yanto merasa bahwa domba milik Robi telah menganggu ladang miliknya. Robi merasa hal itu bukanlah sesuatu yang besar mengingat jumlah domba miliknya yang tak banyak. Perdebatan ini membuat keduanya nyaris baku pukul.

Hingga kemudian polisi kemudian melerai Yanto dan Robi dan mencoba untuk meluruskan perkaranya. Polisi bertanya pada Yanto: ‘memang apa yang terjadi?’ Yanto bercita-cita ingin memiliki sebuah ladang yang akan ia tanami. Polisi lanjut bertanya pada Robi: ‘lantas apa yang kamu lakukan Robi?’. Panjang lebar Robi juga mengutarakan bahwa dirinya juga punya harapan untuk memiliki usaha ternak domba kecil-kecilan.

Polisi kemudian mengambil Tindakan selanjutnya yaitu menginvestigasi lokasi perkara dan menanyakan di mana letak ladang dan ternak domba milik Yanto dan Robi. Keduanya dengan nada polos menjawab bahwa ladang dan domba tersebut masih dalam angan-angan mereka. Kasus kemudian ditutup dan sejak saat itu Polisi memilih untuk berhenti dari pekerjaannya.

Kasih ini cukup mashur pada jamannya. Kisah tentang imajinasi dua orang hingga membuat mereka bertengkar. Tiba-tiba apa yang tengah ramai di linimasa twitter hari ini (19/5) membuat saya mengingat kembali kisah tersebut. Keyword Safa tengah ramai di twitter akibat sesama fans Kpop yang saling membela idolanya masing-masing. Kronologis lebih lengkapnya anda bisa lihat di utas ini.

Jujur, saya bingung harus bagaimana untuk merespons. Kasusnya terdengar sangat jenaka tapi penuh juga dengan ironi. Bagaimana bisa para fans Kpop ini saling bertengkar begitu dahsyatnya hingga ingin membawa masalah ini ke jalur hukum. UU ITE sampai dibawa-bawa oleh salah satu pihak. BLOK!

Gini ya gini. Pertama yang harus anda ketahui bahwa UU ITE ini sudah mengalami revisi. Kalau tidak salah, aturan terbaru menyebutkan bahwa hanya seseorang yang terseret namanya yang bisa mengadu kepada pihak berwajib jika namanya telah tercemar oleh seseorang. Lha, kalian-kalian ini loh siapa saudara bukan pacar bukan (UPS!) kok bisa-bisanya lapor ke kepolisian itu lho. Barangkali idola yang kalian mulia-muliakan itu tengah asyik bersantai ria dengan kekasihnya secara diam-diam, cuaaakkkzzz.

Bukan saya sentiment terhadap Kpop. Saya toh juga menikmati beberapa drama dan lagu-lagunya. Tapi tingkah fanatisme yang bodoh macam ini ya perlu dapat kritik keras juga. Saya ga mempermasalahkan fanatisme toh saya juga rutin dan ga pernah absen nonton kalau ada klub kebanggaan bola saya bermain. Tapi mbok yang jangan terlalu emosional dan goblok gitu loh. Woi, hidup itu bukan cuman perkara idola kalian ajah. Coba anda bayangin kalau semua kelakuan fans KPop kayak kalian? Pak Yasonna Laoly bakal makin pusing gara-gara penjara membludak isinya fans KPop doang. Eh tapi tenang sih. Gimana kalau hukuman buat fans Kpop bebal kayak kasus ini dihukumnya di Korea Utara?

Coba kalian-kalian fans Kpop yang bebal itu lihat bagaimana menderitanya fans Manchester United belakangan. Kalian juga coba lihat bagaimana hujatan kepada kapten mereka, Harry Maguire. UH, jauh lebih ngeri dan sadis dari apa yang kalian hadapi. Bahkan jumlah kuantitas hinaannya juga jauh lebih besar daripada kalian. Tapi apakah selama ini kita pernah lihat fans MU berbondong-bondong ke Polda sambil bawa pengacara? Engga kan!

Tapi memang rasanya fans Kpop ini ga terbiasa sama jiwa kompetitif. Sejak twitter muncul dan akun @mysupersoccer itu ada, beuh tradisi saling hina dan sindir di antara fans bola muncul dan tumbuh. Saking legendarisnya muncul kata-kata seperti Bango, Arsendal, Chelshit, dan lain-lain. Istilah-istilah itu semakin banyak sampai saat ini. Ga pernah bayangin kan kalian nama Cristiano Ronaldo yang keren itu dipanggil Bang Dodo oleh netizen di Indonesia?

Sudahlah yang perlu kita sadari bahwa fanatisme itu menghasilkan keuntungan untuk sosok, atau kelompok yang kita idolakan. Dari sudut pandang bisnis, Fanatisme penggemar itu menciptakan peluang untuk menjalankan model bisnis apa pun, dan itu sudah terjadi sejak lama.

Mengutip apa yang ditulis oleh Sunario Mangera di kompasiana.com. Semua bagian industri hibyran telah mendorong ekonomi Korea Selatan dengan mengembangkan ekspor senilai US$ 9,48 miliar. Hasil perdagangan dari Barang-barang K-Pop membuat penambahan yang cukup signifikan terhadap jumlah yang terus bertambah. 23% dari pendapatan BigHit Entertainment, perusahaan K-Pop yang menjadi bagian dari BTS, berasal dari pendapatan merchandise, diperkirakan sekitar US$ 114,5 juta. Angka yang fantastis kan?

Sementara kalian-kalian ribut dan mau ambil jalur hukum gara-gara idola kalian dihina, rekening idola kalian akan terus terisi dengan uang-uang segar dan negara mereka juga akan terus menyerap uang pajak dari idola kalian.

 

Post scriptum

Sebelumnya, saya harus menyampaikan sebuah wasiat. Saya mencintai dan menyaingi bapak, ibu, dan adik-adik saya. Cinta saya juga besar untuk teman-teman dan orang-orang yang baik terhadap saya. Jika sejak tulisan ini diterbitkan saya tidak ada kabar, mohon ikhlaskan saya.

Wkwkwkkwk

Related Articles