THINKWAY.ID – Tim Nasional (Timnas) sepak bola Indonesia kembali berhasil menekuk kesebelasan nasional Curacao dengan skor 2-1, dalam leg kedua FIFA Match di Stadion Pakansari Bogor, Selasa malam (27/9). Timnas mengulang kemenangan sebelumnya, saat berhasil menang dramatis 3-2 pada leg pertama (24/9) di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung.
Indonesia pun berhak naik peringkat ke posisi ke-152 ranking FIFA (sebelumnya: 155 per 25 Agustus 2022).
Disclaimer: Ini bukan soal gaya hidup tidak sehat, tapi lebih ke kebiasaan, sugesti, dan gaya hidup. Tentu saja cerita berikut bukan pembenaran bahwa pesepakbola dianjurkan untuk merokok, tapi sekelumit cerita bahwa ada pesepakbola, yang kebetulan sekaligus perokok.
Sepakbola hampir selalu identik dengan olahragawan professional, biasa disebut dengan pesepakbola. Pesepakbola sebagai atlet, biasanya identik dengan gaya hidup sehat. Tapi tentu saja ada beberapa pengecualian.
Zlatan Ibrahimovic jadi yang pertama disebutkan karena dengan “tengil”nya, ia mengisap cerutu di depan rekan-rekan, tifosi, dan bahkan wartawan, dalam perayaan gelar Scudetto Serie A untuk AC Milan periode 2021/2022. Ibrahimovic tekenal glamor, jadi tak mengherankan kalau mengisap cerutu adalah bagian dari gaya hidup yang ia terapkan.
Gianluigi Buffon, legenda hidup Timnas Italia, disebutkan juga kerapkali menghisap rokok di ruang ganti pemain, saat peraturan Serie-A masih longgar.
Siapa yang tak kenal dengan Zinedine Zidane, legenda Timnas Perancis, sukses sebagai pemain dan juga saat menjadi pelatih di Real Madrid. Diceritakan, Zidane beberapa kali tertangkap kamera sedang mengisap sigaret saat masih aktif sebagai pesepakbola profesional.
Wayne Rooney, legenda MU, beberapa kali terlihat merokok saat sedang liburan atau sedang bersama keluarganya di tempat umum. Lewat disiplin kerasnya, Rooney mampu memegang rekor pencetak gol kedua terbanyak Liga Inggris dan Manchester United.
Mesut Ozil, pesepakbola Jerman berdarah Turki, juga dikenal sebagai pesepakbola sekaligus perokok aktif. Ozil adalah contoh bagaimana pesepakbola profesional tetap bisa menunjukkan performa bagus walaupun gaya hidup merokok dianggap berseberangan dengan kebiasan atlet professional.
Indonesia punya Ronny Pattinasarany (almarhum), Legenda Timnas Indonesia yang selama aktif sebagai pemain dikenal urakan, dan bahkan mendapat julukan Si Pembangkang. Ia dikenal sebagai perokok aktif. dalam sebuah wawancara, Ronny mengaku bahwa ia merasa tampil lebih baik kalau merokok saat turun minum.
Selain pesepakbola, terdapat juga pelatih atau manager tim sepakbola yang dikenal gemar merokok.
Marcelo Lippi barangkali adalah ikon cerutu di dunia sepakbola. Bahkan ia dikatakan sudah merokok sejak remaja. Pelatih legendaris Italia ini terkenal dengan gayanya mengisap cerutu di bench. Rupanya Lippi adalah penggemar berat cerutu Kuba.
Carlo Ancelotti, yang kerap dijuluki “Si Miskin Taktik”, sudah menjadi perokok aktif sejak menjadi pemain sepak bola profesional. Saat menjadi pelatih AC Milan, Ancelotti dikenal dengan kebiasaan merokoknya. Ia bahkan dipanggil juga dengan Don Carlo, merujuk pada julukan lazim pada mafia Italia, dengan kebiasaan merokok cerutu yang sangat khas, lengkap dengan mantel panjang.
Maurizio Sarri barangkali merupakan sosok pelatih yang paling paling sering terlihat mengisap rokok. Dalam sebuah kesempatan, ia mengaku bisa menghabiskan rokok sampai 60 batang, atau setara lima bungkus per hari, dan ia mengakui bahwa itu sudah berlebihan.
Siapa yang tak kenal dengan Maradona? Legenda Argentina itu adalah penggemar cerutu Kuba kelas wahid. Gaya hidup Si Bogel ini memang glamor. Dia beberapa kali tertangkap kamera sedang merokok ketika menyaksikan pertandingan Boca Juniors, saat Piala Dunia 2010, dan Piala Dunia 2018 sebagai penonton.
Contoh paling paling kontemporer terlihat pada sosok Joachim Loew, pelatih tim nasional Jerman. Untuk meredakan tekanan menjalani tanggung jawabnya, Loew sering menghisap rokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol, seperti yang terlihat dan ia akui saat Euro 2008.
Regulasi Rokok di Dunia Sepakbola
Regulasi ketat soal rokok di sepakbola diterapkan pada awal 2000-an. Ini membuat pemandangan era 90-an khas seperti di Serie-A, sudah tak terlihat lagi. Dulu di bench, pelatih bisa saja memberikan instruksi pada pemain sambil merokok. Bahkan aktivitas legal ini juga diizinkan oleh FIFA. Regulasi ini juga mencakup soal larangan merk produk rokok ditampilkan sebagai sponsor.
Merokok Sebagai Kebiasaan dan Gaya Hidup
Dari penggalan cerita di atas, sebenarnya terdapat pola yang muncul. Para pesepakbola, atau pelatih, mereka tetap professional menjalani profesinya. Persoalan kebiasaan merokok barangkali tak ada hubungan langsung dengan profesi mereka yang identik dengan kebugaran tubuh. Ini lebih ke kebiasaan, sugesti, dan gaya hidup. Bisa dikatakan bahwa para pesepakbola dan pelatih sepak bola profesional ini adalah perokok santun. Bisa menempatkan diri menyesuaikan momen.
Uniknya, ini dibuktikan dengan berbanding lururnya gaya hidup mereka dengan prestasi di lapangan. Untuk para pesepakbola yang disebutkan, gaya hidup merokok seolah tak mempengaruhi stamina bermain. Bisa jadi, karena mereka tetap disiplin menjalankan gaya pola hidup lain. Seperti makan bergizi, istirahat teratur, dan disiplin berlatih. Intinya, terjadi keseimbangan antara gaya hidup dan profesi sebagai atlet professional.
Merokok atau tidak merokok adalah pilihan. Setiap orang seharusnya bisa menakar pilihan tersebut.