THINKWAY.ID – Genks akhir-akhir ini cuacanya lagi nggak menentu, pagi-pagi mau berangkat kerja tiba-tiba hujan, kadang hujan turun pas mau pulang, padahal siangnya panas banget.
Akibat cuaca yang gak menentu itu, penyelenggara event jadi was-was nih karena seringkali hujan mengganggu penyelenggaraan event. Persoalan hujan ini jadi menarik untuk dibahas karena adanya campur tangan manusia dalam hal mengendalikan hujan mulai dari menghadirkan pawang hujan sampai modifikasi cuaca melalui teknologi.
Yuk kita bahas bagaimana manusia bisa ikut campur tangan dalam mengendalikan hujan. Kita mulai dari pawang hujan dulu ya. Jadi genks, pawang hujan di Indonesia itu sudah ada dari zaman dulu loh, jasa ini menjadi bagian dari tradisi masyarakat yang masih dipercaya sampai saat ini.
Melansir dari IDN Times yang bersumber dari UPLIFT menjelaskan bahwa ritual yang dilakukan oleh pawang hujan tidak hanya bertujuan untuk mengontrol cuaca, tapi juga menjadi sarana untuk berhubungan dengan alam.
Menariknya nih, di berbagai daerah cerita asal-usul maupun ritual pawang hujan memiliki keragaman dengan karakteristik yang khas di masing-masing daerah. Penyebutan pawang hujan juga beragam, di Bali istilah pawang hujan disebut Nerang Hujan atau di Riau dikenal dengan Bomoh.
Sementara dari segi ritual terdapat dua hal penting di dalamnya, yaitu mantra dan sesajen. Menurut Facts of Indonesia, dalam tradisi jawa, pawang hujan akan membacakan mantra-mantra yang tertulis di buku Primbon. Mantra yang ada di buku Primbon dipercaya memiliki perjanjian khusus yang dibuat oleh leluhur suku Jawa dengan makhluk spiritual.
Di Betawi sendiri untuk mantra menurut budayawan Betawi, Yahya Andi Saputra menggunakan doa-doa Islami. Mantra-mantra ini biasa digunakan dalam adat Jawa dan Betawi oleh para pawang hujan.
Perihal sesajen, item-item yang biasa digunakan adalah ayam bekakak, nasi kuning, bisong, ayam, telur bebek, telur ayam, kopi pahit, pisang raja, kembang tujuh rupa, dan kue apem. Pastikan kopi pahit ya genks, jangan kopi susu gula aren atau latte art.
Terus genks, pawang hujan ini tugasnya memindahkan awan mendung ke tempat lain untuk mencegah terjadinya hujan di tempat tersebut. Si pawang hujan juga gak sembarangan langsung ritual gitu, mereka juga harus memenuhi persyaratan dulu seperti tirakat, puasa, membersihkan jiwa, serta melengkapi sesajen.
Dalam perkembangan selanjutnya, manusia menemukan metode lain untuk memodifikasi cuaca genks, berkembang dari pawang hujan ke metode yang lebih ilmiah dan saintifik. Salah satunya adalah metode penyemaian awan.
Penyemaian awan merupakan metode ilmiah yang digunakan untuk mengubah pola cuaca alami dan meningkatkan curah hujan. Dengan meningkatkan curah hujan pada waktu tertentu, cara ini dapat secara efektif membersihkan langit dari semua cuaca buruk hanya beberapa jam sebelum acara besar dimulai.
Di Indonesia sendiri, metode modifikasi cuaca sudah sering dilakukan. Pada saat gelaran Moto GP Mandalika misalnya, tim BRIN dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada saat itu melakukan pemantauan dan menganalisis data cuaca, serta pertumbuhan awan untuk menentukan strategi penyemaian yang akan dilaksanakan.
Penyamaian lalu dilakukan dengan menyemaikan garam (NaCl) pada awan potensial hujan yang bergerak menuju Mandalika. Dalam penyemaian biasanya menggunakan pesawat Casa 212-200 milik TNI Angkatan udara.
Intinya genks, menyoal hujan ini antara tradisi dan teknologi bisa berjalan beriringan, baik melalui metode pawang hujan maupun metode berbasis teknologi. Apalagi ke depannya teknologi dan ilmu pengetahuan akan semakin berkembang.