Thinkway Logo
Komunitas Nusalayaran Gelar Konser Pejalan: Ajak Masyarakat Peduli Cagar Alam (Foto oleh Rohman Nisfi/Thinkway)

Komunitas Nusalayaran Gelar Konser Pejalan: Ajak Masyarakat Peduli Cagar Alam

THINKWAY.ID – Konser Pejalan IV di Pengalengan, Bandung, Jawa Barat selesai digelar (16-18 September 2022). Seberapa penting makna acara ini? Mungkin untuk ranah arus utama, Konser Pejalan yang diinisiasi oleh Nusalayaran dengan dibantu kolektif pejalan lain, belum terdengar nyaring. Tapi, ternyata mereka telah berbuat banyak untuk Indonesia, dalam lingkup isu lingkungan dan konservasi.

Nusalayaran adalah kolektif asal Bandung Selatan yang awalnya merupakan sebuah nama tim penjelajahan di bawah naungan The Gunung Institute. Ekepedisi pertama yang mereka lakukan adalah Ekspedisi Swarnadwipa. Ekspedisi ini menjelajah Sumatera, dimulai dari Bandung sampai Kota Sabang, Aceh, selama 2 tahun sejak 2016.

Metode ekspedisi adalah berjalan kaki dan hitchhiking (menumpang kendaraan secara acak). Hitchhiking sengaja dipilih karena dirasa efektif untuk pengumpulan data soal aspek budaya. Misi utama ekspedisi ini yakni kampanye Sadar Kawasan, dan mendata perpustakaan terpelosok untuk dijadikan target donasi bahan bacaan.

Nusalayaran identik dengan jiwa muda, punya terobosan movement pada isu lingkungan dan konservasi alam, dan kerapkali menjadi pemantik untuk kolektif lain untuk melakukan hal serupa. Seperti halnya dengan kolektif pejalan lain, Nusalayaran punya rumah singgah untuk menampung para pejalan, backpacker, atau siapapun yang sedang melakukan perjalanan dan butuh tempat pemberhentian sementara. Walaupun kini sedang hiatus, Rumah Layaran pernah jadi tempat singgah yang nyaman seperti rumah-rumah singgah lain yang masih beroperasi, seperti Sabana Tak Bertepi (Yogyakarta), Omah Jangan Diam Terus (Depok), dan lain-lain.

Konser Pejalan merupakan hajatan rutin yang sekarang sudah memasuki edisi ke-4. Gelaran ini memadukan kegiatan seni seperti lagu, puisi, teater, teatrikal, lapakan kolektif, dan siltaturahmi, yang dipadukan dengan diskusi isu lingkungan yang terjadi saat ini sebagai kritik atas dampak perubahan yang terjadi di alam.

Uniknya, kegiatan ini konsisten mengusung semangat kolektif (gotong royong non-komersil) oleh beberapa individu, kolektif atau komunitas lintas genre, bahkan organisasi mahasiswa, yang bertujuan untuk mendorong para pegiat alam dan masyarakat umum agar dapat lebih bijak ketika melakukan kegiatan di alam bebas, dan lebih peka pada isu lingkungan. Sehingga buat beberapa orang, hajatan seperti Konser Pejalan bagaikan “umroh”, karena paket aktivitasnya lengkap.

Para penampil di Konser Pejalan IV terdiri dari lintas kolektif dan genre. Tercatat Bagus Dwi Danto (nama panggung lawas: Sisir Tanah), Ponco Bramantyo, Musisi Sendiri, Syifa Sativa, Nada Sumbang, Yusuf and Benny, Culture Nade, Mandasuli, Teater Magrib, dan lain-lain. Total terdapat lebih dari 50 penampil yang berpartisipasi pada Konser Pejalan IV.

Konser Pejalan IV menjadi istimewa, karena Nusalayaran mempersembahkan tribut khusus untuk Mukti mukti, musisi balada dan aktivis pergerakan, yang meninggal pada 15 Agustus 2022. Senja untuk Mukti mukti menjadi tajuk tribut untuk musisi yang dikenal sebagai Bapak Balada Indonesia tersebut. Pada belakang panggung, kain putih lebar disediakan bagi para pejalan yang ingin menorehkan doa, harapan, dan atau apapun itu untuk almarhum Mukti mukti dan juga Nusalayaran.

Kampanye Sadar Kawasan

Sudah waktunya gelaran seperti Konser Pejalan mendapatkan perhatian arus utama, tidak dalam artian skala yang semakin membesar, tapi soal normalisasi pemahaman isu soal Sadar Kawasan, yang selama ini dikampanyekan oleh Kawanan Nusalayaran. Sesuai dengan tagline Nusalayaran: Alam, Cinta, Manusia.

Selain Konser Pejalan, terdapat pula acara yang punya konsep hampir persis, yakni Forest Art Camp di sekitar Jawa Tengah-Yogyakarta, dan Yosbray Sadulur, area Jawa Barat. Masing-masing acara ini saling berjejaring.

Kini Nusalayaran sedang dalam proses menuntaskan Ekspedisi Garis Langit, yakni Ekspedisi jalan darat via sepeda, dengan tujuan akhir Nepal, yang telah dimulai sejak 25 Februari 2021. Tim yang dimotori oleh Kidung Saujana ini, membawa misi inventarisasi lokalitas konservasi yang tersebar di Nusantara dan Asia Tenggara, memperjuangkan cagar alam, serta melakukan kampanye #SadarKawasan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.