Potret

Harga Tembakau Anjlok, APTI Surati Pemerintah Minta Perhatikan Petani

Petani merawat tanaman. - Antara/Anis Efizudin
Petani merawat tanaman tembakau. (foto Antara/Anis Efizudin)

Ketua Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (DPN APTI) Agus Parmuji kecewa dengan kebijakan kenaikan cukai hasil tembakau (CHT). Kebijakan tersebut berdampak pada harga tembakau.

“Bisa dikatakan harga tembakau hancur,” kata Agus Parmuji sebagai keterangan tertulisnya, Rabu (23/09/2020).

Merujuk temuan APTI, pihaknya menyadari bahwa musim saat ini di semua daerah memang kurang bersahabat untuk petani tembakau. Saat ini saja, petani menjual tembakau rajangannya Rp55.000/kg kondisi kering.

“Harga tersebut relatif rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang mencapai Rp 75.000 s/d 90.000/kg untuk grade D,” ujar Agus.

Harapan petani tembakau, tambaha Agus, musim ini tidak seperti ini karena satu-satunya harapan untuk bisa bertahan hidup adalah hasil dari panen tembakau.

Bahkan, kata Agus, di kabupaten-kabupaten penghasil tembakau di Jawa Tengah harga malah lebih rendah. Serapan tembakau yang rendah dari pabrikan juga menambah pedih petani tembakau. Pasalnya, pabrikan tak banyak membeli tembakau.

Salah satu faktornya, kata Agus, adanya kebijakan kenaikan cukai tiap tahun yang mengganggu stabilitas kelangsungan penyerapan industri hasil tembakau (IHT) nasional.

“Seharusnya Badan Kebijakan Fiskal (BKF) dan Bea Cukai ikut tanggung jawab karena mereka dalang hancurnya harga tembakau. Karena merekalah yang juga ikut menentukan hidup matinya petani sebagai penyedia bahan baku,” cetusnya.

Sebagai wujud protes petani tembakau atas hancurnya harga tembakau, pihaknya melayangkan ‘surat cinta’ ke pemerintah dan DPR RI.

“Kami kirim ‘surat cinta’ ke Presiden Jokowi, Bu Menkeu Sri Mulyani, Kepala BKF, Ketua DPR RI, ketua DPD RI, Ketua MPR RI,” ujarnya.

Dengan surat itu, Agus Parmuji berharap, baik pemerintah maupun DPR/MPR/DPD benar-benar memperhatikan aspirasi petani tembakau. Pasalnya, 6,7 juta petani tembakau di Indonesia butuh perlindungan pemerintah sehingga bisa meningkatkan kualitas ekonominya.

“Walaupun musim kurang bersahabat seharusnya pemerintah pusat berperan aktif untuk menjadi wasit yang menyejukan semuanya,” tukasnya.

Sumber: Ayosemarang.com

Redaksi

About Author

You may also like

Potret

Dinas Perkebunan Jambi Lirik Potensi Tembakau Rakyat

Potensi komoditi perkebunan tembakau (tobacco) di Provinsi Jambi, terutama di tiga daerah penghasil, seperti Kabupaten Merangin, Kota Sungai Penuh, dan
Potret Tradisi

Jejak Yap Kay Tjay, Pemburu Tembakau Asal Tiongkok

Ratusan tahun, penjelajah dari berbagai negara Eropa, Tiongkok, Jepang, Timur Tengah dan lain-lain berebut masuk di daratan nusantara. Mereka tertarik