Thinkway Logo
Band Kalem dan Rendah Hati itu Bernama Sheila on 7 (Sumber LA Zone)

Band Kalem dan Rendah Hati itu Bernama Sheila on 7

THINKWAY.ID – Mall Kota Kasablanka (Kokas) di Jakarta Selatan dipenuhi kalangan muda pada Minggu (30/10) malam. Mereka rela berdesak-desakan, hanya untuk melihat idolanya tampil di panggung. Sheila on 7 (SO7) jadi magnet untuk para penggemarnya, setelah berpuasa tampil live di panggung Jakarta selama tiga tahun akibat pandemi.

Duta cs tampil menghentak Kokas, mengalirkan energi pertunjukan untuk Sheilagank, nama penggemar fanatik SO7. Kabar dan berita konser gratisan ini meramaikan media sosial sejak hari itu hingga Rabu (2/11) malam. Twitter dipenuhi tagar #sheilaon7, sekaligus mendorong band asal Jogja ini untuk menggelar konser tunggal di Jakarta. Kabar baiknya, SO7 bakal manggung di Jakarta pada 28 Januari di JIExpo, PRJ Kemayoran dalam koser spesial bertajuk “Tunggu Aku di (Jakarta)”.

SO7 terhitung band yang lumayan solid. Dibentuk tahun 1996, Formasi original mereka terdiri dari Akhdiyat Duta Modjo (vokal), Saktia “Sakti” Ari Seno (gitar), Eross Candra (gitar), Adam Muhammad Subarkah (bass) dan Anton Widiastanto (drum). Anton keluar pada 2004, menyusul Sakti yang hengkang pada 2006. Kemudian, Brian Kresna Putro mengisi posisi drummer. Namun, setelah 18 tahun bersama Sheila on 7, Brian akhirnya keluar tahun ini.

Awal Mula SO7 Terbentuk

Embrio SO7 berawal dari band benama W.H.Y Gank yang dibentuk oleh Sakti dan Adam. Duta diajak untuk menjadi vokalis dadakan untuk tampil pada acara Agustusan di perumahan Adam tinggal. Eross dan Anton bergabung belakangan, sekaligus menjadi pendorong untuk band ini agar tetap berjalan karena keduanya memang ingin serius bermusik. Lahirlah Sheila Gank, yang resmi berdiri pada 6 Mei 1996.

Perubahan nama dari Sheila Gank menjadi Sheila on 7 terjadi pada 1998, bersamaan dengan kontrak mereka dengan sebuah perusahaan rekaman major label nasional. Sheila diambil dari nama kawan SMA Eross dan teman SD Adam dan Duta. Ketiganya beranggapan, Sheila layak diapresiasi karena telah menjadi penghubung mereka dalam sebuah band. Sedangkan angka tujuh diambil dari nada musik dasar.

Hingga kini, mereka telah menelurkan 12 album studio, dan banyak menghasilkan single hits. Lagu berjudul Kita, Dan, dan Melompat Lebih Tinggi, adalah lagu wajib saat tampil dalam sesi pertunjukan langsung. Uniknya, Sheilagank menyanyikan secara sing along lagu-lagu ini, yang bahkan belum lahir saat terciptanya deretan lagu tersebut.

Peran Vital Sheila on 7 di Industri Musik Nasional

SO7 dianggap telah memberikan sebuah penanda penting dalam lanskap industri musik Indonesia. Album pertama SO7 dianggap jadi titik balik pergeseran kutub band dari dominasi Jakarta dan Bandung menuju Jogja, juga kota-kota lain yang sebelumnya luput dari radar produser-produser musik kenamaaan. Sejak itu, para produser tak ragu lagi blusukan mencari bakat-bakat musik baru di daerah dan kafe-kafe kecil, atau studio-studio rekaman kelas dua.

Sejak itu, dominasi SO7 seolah tak terbendung lagi. Band yang menjadikan The Beatles, The Cure, dan Oasis sebagai referensi utama dalam bermusik ini, kebanjiran tawaran manggung, bahkan sampai ke luar negeri khususnya negara tetangga, Malaysia. Tembang-tembang SO7 sangat populer di negeri Jiran tersebut, walaupun ada beberapa lirik yang disesuaikan dengan kaidah formal bahasa Melayu.

Sempat dicibir saat kali pertama menelurkan album, SO7 kini jadi cetak biru bagaimana sebuah band dijalankan, bahkan saat memutuskan untuk berjalan sendiri alias menempuh jalur bermusik di jalur indie. Pembuatan lirik yang easy listening namun tak telalu mellow, pasar diciptakan dengan cara elegan, menghindari kontroversi, dan tidak meninggalkan identitas asli dalam konteks daerah asal bermusik. SO7 masih bangga dengan identitas Jogja-nya, bahkan mereka disebut-sebut sebagai aset budaya populer Jogja.

Tak banyak band Indonesia yang punya persona seperti SO7. Dianggap sebagai salah satu ikon generasi 90-an dan 2000-an awal, mereka pintar bersikap baik pada Sheilagank dan pendengar generasi baru. Tak heran, pendengarnya pun multi-generasi walaupun usia band ini sudah seperempat abad. Tetap berkarya, bersikap humble kepada penggemar, dan totalitas saat dalam pertunjukan live adalah salah satu hal yang bisa diadopsi oleh band lain yang ingin serius bermusik.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.