THINKWAY.ID – Reza Rahadian namanya! di berbagai film baik itu sinetron hingga layar lebar penampilannya selalu bisa memukau lawan main dan juga penonton. Menjadi apa saja dia juga bisa. Kebintangannya selalu terpancar dari dirinya. Di mana saja, Reza Rahadian tampil mengesankan.
Bukan hal yang asing jika kita selalu dapat memberikan aplause dan pujian dari penokohan dan akting yang dilakukan oleh pria kelahiran 5 Maret 1987 itu. Sampai ada sebuah anekdot; ‘cukup berikan saja skrip itu pada Reza dan dia akan tampil melebihi ekspektasimu.’ Semua produser dan sutradara berebut ingin bekerja sama dengannya dan jika dirinya mampu maka sudah pasti semua poster di bioskop akan menampilkan wajahnya.
Pria dengan marga Matulessy ini sudah tampil sebanyak lebih dari 50 film di Indonesia. Kalian bisa bayangkan genks! sebuah milestone yang luar biasa ditorehkan dari seseorang yang sudah tiga kali memenangkan gelar penghargaan piala citra untuk pemeran utama pria terbaik (2016, 2013, 2010).
Bahkan, pandemi saja tak mampu mengalahkan pria dengan tinggi 1,77 meter ini. Ketika peraturan pembatasan sosial berskala besar diterapkan secara ketat untuk menghindari penyebaran covid dan sutradara serta produser tetap berupaya menghidupkan film agar masyarakat tetap punya hiburan di tengah berbagai kabar duka, tetap saja akting dari Reza Rahadian tampil mengesankan.
Seperti yang sudah disebutkan di awal bahwa dirinya selalu menjadi sorotan ketikaa tampil di hadapan publik. Tubuhnya bak magnet yang memancing sorotan lensa kamera kearahnya. Hebatnya, dia selalu tampil siap dengan pesonanya ketika melenggak-lenggok berjalan di depan banyak orang.
Terutama saat pemeran tokoh Habibie dalam film Habibie & Ainun ini hadir untuk mengikuti upacara pengibaran bendera merah putih sebagai bentuk perayaan kemerdekaan Republik Indonesia di istana negara, Rabu (17/8). Reza Rahadian tampil mengesankan dengan hadir menggunakan setelan beskap Surakarta.
Setelan pakaian itu sangat selaras dan padan dengan perawakan tubuhnya yang tegap nan tinggi. Outfit yang dia kenakan itu membuat kita mengingat sosok guru bangsa yaitu HOS Tjokroaminoto yang secara kebetulan juga pernah Reza perankan tokoh tersebut dalam film Guru Bangsa: Tjokroaminoto (2015).
Seorang cultural studies dan pakar semiotika asal Inggris, John Fiske menyebut bahwa pakaian yang digunakan adalah simbol dari pesan yang ingin disampaikan oleh penggunanya. Pengiriman pesan dengan cara yang sublim menggunakan medium pakaian adalah cara yang acapkali ampuh untuk digunakan ketika pesan yang ingin disampaikan memiliki bobot dan nilai yang berat.
Dilihat dari sudut pandang semiotika, Reza Rahadian tampil mengesankan dengan setelan beskap itu seolah-olah ingin menyampaikan pesan bahwa sosok HOS Tjokroaminoto akan selalu hadir untuk Indonesia. Reza secara apik dan tepat menggunakannya pada upacara perayaan 17-an. Seakan-akan mengandung pesan bahwa Indonesia yang sudah berumur 77 tahun ini membutuhkan tokoh guru bangsa. Sosok seperti Tjokro.
Tapi di sisi lain pesan yang disampaikan secara sublim menggunakan pakaian ini tentu berpotensi memiliki tafsir yang beragam dari masyarakat. Patut saja mengingat aura Reza yang kuat dan sosoknya yang fenomenal. Parasnya yang tampan serta keunikannya menggunakan setelan beskap membuat keriuhan pujian di jagat media sosial twitter.
Sederet dengan keyword dan tagar lainnya, nama Reza muncul di permukaan trending di Indonesia. Segala puja-puji dihaturkan padanya bahkan melebihi dari sejumlah politisi top yang hadir pada acara itu. Sungguh bahkan di upacara 17-an pun Reza Rahadian tampil mengesankan.