THINKWAY.ID – Industri Kretek Tangan (SKT) mulai pulih setelah mengalami penurunan selama lebih dari satu dekade, dengan berbagai pabrik tembakau lokal SKT baru bermunculan terutama di Pulau Jawa. Pembukaan pabrik-pabrik ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian daerah, khususnya dalam menciptakan lapangan kerja.
Dukungan penuh dari pemerintah diharapkan untuk mendorong pertumbuhan sektor ini, baik dalam hal penciptaan lapangan kerja maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Ketua Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI), I Ketut Budhyman, menekankan pentingnya menjaga ekosistem pertembakauan dalam konteks penciptaan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja lokal.
Budhyman menyatakan bahwa ekosistem pertembakauan, terutama SKT, yang merupakan bagian integral dari sejarah Indonesia, harus dipertahankan dan dijamin kelangsungan masa depannya oleh pemerintah. Industri rokok, baik SKT maupun rokok mesin, memiliki peran vital dalam perekonomian Indonesia, dengan kontribusi yang signifikan terhadap penerimaan cukai dan penyerapan tenaga kerja.
Industri tembakau memiliki kontribusi penting dalam penerimaan cukai setiap tahunnya, yang mencapai Rp213,48 triliun pada tahun 2023, sekitar 10% dari total penerimaan pajak. Perlindungan dan pemberdayaan ekosistem pertembakauan diperlukan untuk mendukung sekitar enam juta tenaga kerja dari hulu ke hilir, terutama dalam segmen SKT yang menyerap banyak tenaga kerja lokal.
Perlindungan dan pemberdayaan ekosistem pertembakauan melalui regulasi yang adil, berimbang, dan transparan diperlukan untuk memastikan pertumbuhan dan daya saing industri ini. Di sisi lain, Paulus Totok Lusida dari Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, menegaskan komitmennya untuk mendukung sektor padat karya, termasuk industri SKT, dengan rencana pengenaan cukai yang lebih rendah.
Menurutnya, sektor padat karya harus menjadi prioritas di Indonesia, terutama untuk menghadapi resesi dan ketidakstabilan ekonomi global. Soliditas sektor padat karya akan meningkatkan ketahanan negara dalam menghadapi tantangan global, dan ia berkomitmen untuk mendorong pemerintah baru agar fokus pada pembangunan lini usaha yang berorientasi pada padat karya.