THINKWAY.ID – Genks! Pertanyaan ini sudah pasti ga bisa kita tanyakan pada rumput yang bergoyang melainkan patut kita perbincangkan pada diri sendiri. Oke, dimulai dari inflasi dan kabar bahwa harga bahan bakar bensin yang naik, tiket konser yang juga udah mulai ga murah, dan terakhir ada wacana cukai rokok akan mulai dinaikkan kembali di tahun depan. Strategi menghadapi inflasi dibutuhkan untuk tetap bertahan hidup.
Hesshh, di tengah segala kenaikan tersebut yang turun sepertinya rasa percaya diri untuk bisa tetap bertahan hidup. Gimana engga? pemasukan yang segitu-gitu ajah harus menjadi bantalan dari biaya hidup mulai dari kebutuhan primer, sekunder, hingga tersier. Mulai dari impian untuk memiliki kebutuhan sandang, pangan, papan, casan yang ingin diwujudkan.
Dunia kini tengah menghadapi badai baru berupa inflasi. menurut data dari Trading Economics, ada lima negara dengan tingkat inflasi yang sudah mencapai di atas 100%. Salah satunya bahkan Lebanon tingkat inflasinya menyentuh angka 211,43%. Sedangkan Indonesia tingkat inflasinya mencapai angka 4,94% menurut Bank Indonesia.
Imbas dari angka inflasi yang meningkat berpengaruh pada peningkatan biaya dan harga bagi kebutuhan masyarakat Indonesia sehari-hari. Sebagai contoh, per hari ini (22/8) harga telur ayam sudah menembus Rp30.650 per kilogram dan kenaikan harga terpantau pada gula pasir kualitas premium di harga Rp16.000 per kg, naik Rp50 (0,31 persen) dari sebelumnya.
Sementara itu pemerintah juga berencana menaikkan harga bahan bakar seperti pertalite dari yang saat ini Rp 7.650 per liter bisa naik ke Rp 10.000 per liter. Thinkway menghimpun berita dari CNBC Indonesia mewartakan bahwa pemerintah menetapkan target penerimaan cukai sebesar Rp 245,4 triliun pada rancangan anggaran pendapatan dan belanja Negara (RAPBN) tahun 2023 atau naik 11,6%. Salah satu caranya adalah dengan penyesuaian tarif cukai rokok. DOR!
Gini, di tengah himpitan dan keruwetan hidup yang terus mendera seharusnya kita masih bisa menyiapkan satu hiburan untuk tetap bisa punya akal sehat untuk menjalani semua ini. Hiburan itu banyak banget bentuknya mulai dari yang mahal hingga yang murah. Mulai dari staycation ke Jerman hingga nongkrong sederhana ngerokok di tongkrongan.
Mengurangi Konsumsi di Tengah Inflasi
Genks! Rokok adalah barang legal yang diperuntukkan untuk mereka yang sudah berusia di atas 18 tahun. Barang dari bahan dasar tembakau ini punya magis untuk menghilangkan kepenatan dan bahkan membuat seseorang bisa tetap fokus. Bukan lagi sekadar barang konsumsi, tapi bahan untuk rekreasi yang legal untuk menghilangkan stress.
Hal yang paling banyak dilakukan dan terbukti efektif sebagai strategi menghadapi inflasi dilakukan oleh perokok adalah berganti rokok dengan merek yang mempunyai harga yang lebih murah atau beralih ke tingwe. Cara ini terbukti efektif untuk bertahan hidup di tengah inflasi. Dengan beralih ke tingwe maka angka pengeluaran juga bisa ditekan sejauh mungkin.
Oke, itu adalah cara pertama yang ampuh bagi para perokok. Selanjutnya untuk kebutuhan pangan juga bisa diakali dan dikendalikan. Wakil Ketua DPP Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Don Mudzakir mengatakan bahwa di tengah harga pangan yang kian naik, Konsumen tetap bisa membeli bahan pokok, tetapi menurunkan konsumsinya.
Contohnya konsumen yang biasanya membeli cabai sebanyak satu ons sekarang menjadi setengah ons akan tetapi fenomena ini berdampak pada omzet pedagang pasar menurun. Omzet menurun tentu juga memberi efek domino sendiri pada petani sebagai produsen. Sebuah konsekuensi logis yang umum dari kenaikan harga yang terjadi.
Ketika subtitusi produk dan penurunan konsumsi dilakukan, baiknya juga penting untuk memperketat betul pengeluaran kalian sehari-hari genks. Mulailah mencoba untuk meminimalisir belanja hal-hal dan barang-barang yang belum terlalu dibutuhkan.
Cara lainnyaa yang ampuh untuk menghadapi inflasi, yaitu menyimpan persediaan bahan baku sebelum harga dari pemasok naik. Namun, berhati-hatilah agar tidak menghabiskan cadangan uang tunai saat melakukan pembelian. Ingat sekali lagi untuk tetap membeli bahan baku persediaan yang memang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari.
Pada akhirnya kita memang harus kembali pada falsafah lama sebagai pijakan strategi menghadapi inflasi: “Saat berhemat, kamu tidak hanya menabung untuk masa depan, namun juga menabung kesabaran dan ketekunan.” semakin kalian bisa dengan bijak mengatur keuangan, maka kalian akan bisa memenangkan kehidupan!