THINKWAY.ID – Trax FM, stasion radio swasta terkemuka di Jakarta, memutuskan resmi berhenti mengudara pada Kamis (1/12). Dengan demikian, Anak Trax, sebutan untuk pendengar setia radio tersebut tak lagi dapat mendengarkan siaran lewat jalur analog 101.4 FM.
Trax FM memutuskan untuk migrasi total ke layanan web streaming dan akan lebih aktif di media sosial lain, setelah 22 tahun mengudara.
Radio streaming dengan platform digital diklaim mampu menyediakan ketersediaan data pendengar secara real time. Kualitas audio juga maksimal dengan jangkauan siaran yang lebih luas. Dengan demikian, Trax merupakan radio siaran swasta pertama di Indonesia yang memutuskan untuk siaran full streaming dengan menggunakan platform digital.
MTV On Sky adalah cikal bakal radio ini, yang berdiri pada 1 Juli 2000. Penggunaan nama MTV karena dahulunya, radio ini merupakan bagian dari merek dagang Music Television (MTV). Brand stasiun radio MTV ini merupakan yang pertama di Asia Pasifik. Tak hanya soal musik, di masanya radio ini mendapat pengakuan dari kalangan muda soal tren dan update budaya populer terbaru.
Lima tahun kemudian tepatnya 2004, namanya berubah menjadi Trax FM dengan pilihan gelombang 101.4 FM. Trax FM berdiri sendiri dengan nama, aktif beroperasi di bawah naungan manajemen Mugi Rekso Abadi (MRA) Media Group.
MRA – Media Broadcasting Division (MRA-MRD) diketahui menaungi lima radio di dalamnya, yaitu Hardrock FM, I-Radio FM, Cosmopolitan FM Jakarta, Brava Radio, dan Trax FM Jakarta. Trax FM dikhususkan untuk menyasar segmentasi anak muda.
Seiring berjalannya waktu, radio ini tetap populer dikalangan anak muda, karena punya beberapa program unggulan, seperti Morning Zone dan Kompak Kampus. Hal ini membuat Trax FM melebarkan sayapnya di udara dengan membuka chapter ke kota Semarang dengan 90.2 Trax FM Semarang, dan diperluas lagi ke pulau Sumatera tepatnya di Palembang dengan frekwensi 95.1 Trax FM Palembang pada 2015.
Trax FM punya tagline andalan “Hits Yang Kamu Suka”, tagar #TraxTanpaBatas, Bebas Kresek-Kresek! Hal ini menggambarkan lagu-lagu yang diputar radio ini adalah hits terpilih dari berbagai genre yang digemari anak muda. Mulai dari pop, rock, R&B, hip hop, alternatif, dan lain-lain. Segmennya dipersempit lagi lewat pemutaran program musik yang berisi lagu-lagu Top 40/Top 30, lagu baru, dan lagu terlaris.
Banyak nama-nama populer industri kreatif tanah air yang mengawali karirnya sebagai penyiar di radio ini. Mulai dari Nirina Zubir, Indra Bekti, Sammy Bramantyo (Lawless & Seringai), Anindyo Baskoro (Nino RAN), Natasha Abigail, Jimmy Buluk, dan influencer seperti Gita Bhebhita dan Reza Chandika.
Awal migrasi Trax FM ke platform digital sudah dimulai sejal awal tahun ini. Radio yang menyasar segmentasi usia pendengar 18-25 tahun ini melihat bahwa migrasi tesebut adalah adaptasi mereka terhadap segmen pendengar Trax yang kebanyakan, merupakan Generasi Z (Gen-Z). Generasi ini umumnya dikenal adaptif dan responsif, sekaligus akrab dengan dunia digital.
Salah satu pelibatan Gen-Z yang dilakukan radio ini adalah, kolaborasi dengan sejumlah kreator untuk menghasilkan konten yang disukai Gen-Z.
Setelah setahun bemigrasi dalam format lama, Trax FM memutuskan untuk beradaptasi ulang dengan sepenuhnya beralih ke siaran digital. Kini layanan streaming Trax dapat diakses melalui website traxonsky.com, aplikasi Joox dan Vidio, atau aplikasi khusus Trax yang bisa diunduh di PlayStore atau Apps Store.
Tak bisa dipungkiri, Trax FM pernah menjadi salah satu ikon budaya populer kalangan muda Indonesia khususnya Jakarta, lewat program-program dan penyiarnya yang sangat ikonik. Adaptasi dari analog ke digital adalah keniscayaan, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Radio di era modern barangkali tak akan pernah mati, tapi hanya berubah format.