THINKWAY.ID – Kontemplasi Mahakarya Caping Kalo Menghadirkan Tari Cahya Nojorono sebagai Sorotan Utama pada Malam Sabtu (27/4). Penampilan budaya yang menggugah dari Kontemplasi Mahakarya Caping Kalo menyoroti Tari Cahya Nojorono sebagai puncak acara pada malam Sabtu (27/4).
Didik Nini Thowok, seorang maestro terkenal, telah menciptakan tarian yang menggugah perasaan ini dengan makna dan filosofi yang dalam. Tarian ini dimulai dengan penari perempuan membawa daun tembakau, menyelipkan seni gerak yang menawan dan property yang menakjubkan, menciptakan penampilan yang memikat.
Tari semi kolosal ini juga mengandung cerita yang berkaitan erat dengan Kabupaten Kudus dan industri tembakau di dalamnya. Didik Nini Thowok, pencipta tari, mengungkapkan bahwa proses pembuatan tarian ini membutuhkan waktu dan observasi yang lama hingga mencapai durasi sekitar 10 menit. Bagi Didik, tarian ini mengandung banyak makna dan filosofi, mulai dari petik daun tembakau hingga proses pengolahan.
Selain itu, keberadaan caping kalo juga menggambarkan proses-proses tersebut, terutama bagi masyarakat Kudus. Tari Cahya Nojorono dibagi menjadi tiga segmen. Segmen pertama menampilkan gerakan para petani tembakau dengan caping kalo dalam persiapan panen dan berdoa.
Segmen kedua menampilkan gerakan gemulai dengan ayunan daun-daun, menggambarkan tantangan musim dalam kesiapan daun tembakau sebagai bahan baku utama.
Segmen terakhir menggambarkan makna Bersatu dan Berdoa, dengan penari yang memerankan tokoh Krisna muda membawa sebuah bola yang mewakili hasil kerja yang memberikan cahaya.
Selain itu, formasi 14, 10, dan 32 dalam tarian ini melambangkan kelahiran PT Nojorono pada tanggal 14 Oktober 1932, menjadi simbol penting dari sejarah perusahaan rokok terbesar di Kudus.