THINKWAY.ID – Pemerintah Kabupaten Ponorogo merencanakan pembangunan 250 sumur irigasi air tanah dalam (IATD) sebagai dukungan bagi petani tembakau. Langkah ini dimulai dengan pengeboran pertama dari 34 sumur IATD di Desa Biting, Kecamatan Badegan, yang melibatkan pengurus dan anggota Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Ponorogo pada Kamis, 7 Maret 2024.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, menjelaskan bahwa air memiliki peran penting dalam pertanian, setara dengan kebutuhan cairan tubuh manusia. Setiap sumur IATD dengan kedalaman sekitar 80 meter dapat menyediakan air untuk mengairi lahan pertanian seluas 10 hingga 20 hektar.
Petani tembakau yang tergabung dalam APTI merasakan manfaat langsung dari pembangunan sumur irigasi ini, dengan bertambahnya luas lahan perkebunan tembakau di Ponorogo.
Sugiri menekankan pentingnya memberikan prioritas kepada petani tembakau karena kontribusinya yang besar terhadap penerimaan negara dari cukai tembakau. Dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur pertanian, termasuk irigasi air tanah dalam, jalan produksi perkebunan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT), dan penyediaan gudang penyimpanan hasil panen.
Ponorogo mendapatkan alokasi DBHCHT sebesar Rp 34 miliar, di mana 40 persen dari dana tersebut dikembalikan kepada petani tembakau dalam bentuk alat mesin pertanian (alsintan), kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan, dan bantuan langsung tunai (BLT).
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Ponorogo, Supriyanto, menjelaskan bahwa sebanyak 5.000 petani tembakau dan buruh pabrik rokok telah terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan, dengan 4.000 penerima mendapatkan bantuan langsung tunai (BLT) yang bersumber dari DBHCHT. Hal ini telah memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, melibatkan seluruh lapisan masyarakat dari petani hingga karyawan pabrik tembakau.