Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan komunikasi. Karena dengan komunikasi yang baik dengan jaringan yang kita miliki, maka apapun kerjasamanya akan jauh lebih mudah untuk dilakukan. Sekarang ini banyak sekali media-media yang bisa membuat kita lebih dekat dengan orang-orang yang jauh dari kita, yaitu dengan adanya media sosial.
Dampak positif dari adanya sosial media bisa kita rasakan ketika mampu menjalin komunikasi dengan orang-orang yang jauh dari pandangan kita, baik itu menggunakan Facebook, Instragram, Twitter, Whatsap dan yang lainnya. Sosial media tersebut sangat mendukung kita untuk bisa lebih maju dan lebih maksimal memanfaatkannya.
Pentingnya penguasaan media sosial saat ini disadari oleh para pengurus Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Barat. Maka mereka menggelar Workshop Media Sosial bagi para anggotanya yang merupakan para petani tembakau dari berbagai daerah di Jawa Barat.
Workhop Media Sosial itu diselenggarakan di Pangandaran, Jawa Barat, Jumat (19/07/2019). Adapun narasumber workshop adalah para pegiat media literasi Jawa barat.
Fasilitator workshop membekali para peserta dengan pengetahuan dan keterampilan bermedia sosial. “Dengan media sosial kita tidak hanya akan mendapatkan banyak teman, tapi juga mendapatkan keuntungan, yaitu dengan menjalankan suatu bisnis. Misalnya memasarkan tembakau,” kata Ari Syahrial, salahsatu fasilitator workshop..
Hal tersebut diamini oleh Jojo, petani tembakau dari Majalengka. “Dengan facebook saya bisa menembah teman, belajar dari petani lain, dan berjualan,” katanya.
Sementara itu, fasilitator workshop juga menyatakan bahwa sebagai petani tembakau yang tercerahkan, para anggota APTI bisa naik kelas dalam menggunakan media bukan sekadar ajang silaturahmi. “Media sosial bisa menjadi ruang dinamika organisasi dan advokasi kepentingan petani tembakau,” katanya.
Hal ini diamini oleh Ketua APTI kabupaten Bandung, Sambas. Menurutnya, APTI akan meningkatkan penggunakan media sosial pada soal pendidikan dan advokasi. “APTI akan berbagai tips bercocok tanam tembakau lewat medsos, dan juga berbagai informasi penyaluran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) bagi petani. Bahkan, jika ada aturan yang merugikan petani, kita bisa bersuara bersam di medsos,” katanya.***