Saat musim kemarau petani di Grobogan memilih menanam tembakau daripada jagung ataupun tanamana palawija lainnya. Hasilnya lebih menguntungkan dibandingkan tanaman ainnya.
Tembakau merupakan salah satu tanaman alternatif yang tidak banyak membutuhkan air saat musim kemarau. Ada sekitar 2.402 hektare lahan yang ditanami tembakau.
Salah satu petani tembakau di Dusun Kalak Kidul, Desa Karanganyar, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Kusrin mengatakan dirinya sudah mulai menanam tembakau sejak pertengahan Juni.
“Saya mulai menanam tembakau sejak sekitar pertengahan Juni tahun ini,” kata pria berusia 59 tahun ditemui di lahannya, Selasa (16/7/2019).
Ia menanam tembakau di lahan dengan luas sekitar seperempat hektare. Dia mengeluarkan modal sekitar Rp 1,5 juta dengan hasil panen diperkirakan Rp sekitar Rp 10,5 juta. Jumlah hasil itu dipotong untuk buruh petik, benih, pupuk dan lainnya.
“Dengan hasilnya 7 keranjang atau sekitar 50 kg. Harga per kg rata-rata Rp 30 ribu,” kata dia.
Kusrin mengaku gangguan cuaca adalah salah satu kendala yang dihadapi para petani tembakau. Seperti saat ini, setidaknya dia harus telaten menyirami tanaman meski dengan sedikit air.
“Tidak harus setiap hari menyirami tapi yang penting rata saat disiram. Saya manfaatkan sumur darurat di sawah,” ujarnya.
“Tiga bulan panen. Agustus panen. Nanamnya Juni kemarin. Tanaman ini kalau sudah tumbuh, kuat tembakau dibanding jagung. Lebih laris tembakau,” terang dia.
Petani tembakau lain, Suminah (63) menjelaskan, dia lebih memilih menanam tembakau ketimbang tanaman jagung.
“Memang pilih tembakau. Karena lebih mudah perawatannya daripada jagung,” kata Suminah di lahannya.
Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Grobogan Tri Wahono Saputro mengatakan, tahun ini luas lahan tembakau di Kabupaten Grobogan berkisar 2.402 hektare.
“Tersebar di Pulokulon 648 ha, Karangrayung 607 ha, Tanggungharjo 514 ha, Purwodadi 326 ha, Wirosari 214 ha, dan di kecamatan lain seperti Kedungjati, Penawangan, Ngaringan, Geyer, dan Brati,” ucap Wahono.***
Sumber: Detik