THINKWAY.ID – Musim kemarau tahun 2023 membawa kegembiraan bagi para petani tembakau di Jawa Barat. Teriknya matahari ternyata meningkatkan kualitas panen tembakau di wilayah tersebut, yang mengakibatkan kenaikan harga tembakau selama masa panen.
Musim panen tembakau Jawa Barat pada puncak kemarau 2023 menjadi berkat bagi para petani yang telah bekerja keras. Sebelumnya, produksi tembakau di Jawa Barat menghadapi kesulitan selama masa panen karena adanya perubahan iklim pada tahun 2022 dan 2021.
Tembakau mole, yang merupakan produk tembakau khas Jawa Barat, tumbuh di daerah-daerah seperti Sumedang, Majalengka, Garut, Kabupaten Bandung, Pangandaran, Kabupaten Bandung Barat, Cianjur, Ciamis, Kota Bandung, Kuningan, Subang, dan Tasikmalaya.
Harga Tembakau dan situasi panen tahun 2023
Sekretaris Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Barat, Otong Sopendi, mengungkapkan bahwa selain kenaikan harga, permintaan terhadap tembakau juga mengalami lonjakan yang signifikan selama musim panen tahun 2023. Menurut Otong Sopendi, pada tanggal 3 September 2023, harga tembakau di Jawa Barat rata-rata naik menjadi Rp 10.000 per pohon, bahkan tembakau mole dari Pangandaran mencapai Rp 35.000 per pohon.
Perlu dicatat bahwa harga yang disebutkan hanya berlaku untuk tembakau basah yang dipanen per pohon. Harga tembakau kering atau tembakau rajangan tentu saja memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
“Kenaikan harga panen ini sungguh membahagiakan. Musim kemarau 2023 membawa dampak positif bagi para petani tembakau di Jawa Barat, dan tentu saja, mereka merasa senang,” kata Otong Sopendi, yang ditemui saat West Java Garden Festival di halaman Gedung Sate Bandung.
Tidak hanya harganya yang meningkat, kualitas dan produktivitas panen tembakau Jawa Barat selama musim kemarau tahun 2023 juga sangat baik. Ini merupakan kontrast yang jelas dengan musim panen tahun 2022 dan 2021 yang mengalami penurunan tajam akibat perubahan pola cuaca.
Bisnis tembakau tetap menjadi primadona dalam usaha perkebunan masyarakat di Jawa Barat. Tembakau bukan hanya untuk produksi rokok, tetapi juga digunakan dalam berbagai industri lain seperti pembuatan cat, pestisida, produk tradisional, dan sebagainya. Bahkan, sekarang ini, banyak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menghasilkan produk berbahan dasar tembakau dari Jawa Barat, seperti yang dapat ditemui di Garut, Tanjungsari Sumedang, dan Majalengka.