SUMENEP, THINKWAY – Kemarau membawa berkah. Musim kemarau selalu ditunggu-tunggu oleh petani tembakau untuk menggarap lahan mereka. Hanya tembakau yang bisa diandalkan untuk tumbuh dan menjadi sumber perekonomian di musim kering. Seperti yang terjadi saat ini di Sumenep, seminggu terakhir. “Kalau tahun ini, hanya kuburan yang tidak ditanami tembakau,”kata Ahmad, salah seorang petani asal Kecamatan Lenteng, Sumenep, akhir pekan lalu.
Selain faktor cuaca, harga tembakau yang bagus selama dua tahun terakhir juga menjadi motivasi bagi petani untuk menanam tembakau.”Kita merasa terbantu dengan banyaknya perusahaan rokok lokal. Sehingga para pengusaha yang membeli tembakau petani semakin bersaing,”kata Anas, petani lainnya.
Kondisi yang sama juga terjadi di Sampang. Tembakau menjadi komoditas prioritas bagi masyarakat. Apalagi, sebelumnya, Pemkab Sampang terus berkomitmen mendukung program unggulan di sektor pertanian dalam mengembangkan tembakau organik. Komitmen tersebut ditunjukkan dengan penyerahan bantuan bibit tembakau sekaligus meninjau pertumbuhan tembakau organik di Desa Morbatoh, Kecamatan Banyuates.
Pj Bupati Sampang, Rudi Arifiyanto mengatakan produktivitas tembakau lebih cepat bahkan diprediksi dapat dipanen dalam usia 2,5 bulan.”Jadi tembakau tersebut dilakukan pemupukan dengan pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan seperti sapi ataupun kambing,” ujarnya. Dalam kesempatan tersebut pihaknya juga melakukan dialog dengan para petani dimana masih banyak lahan yang tidak produktif.”Kami menekankan agar lahan tersebut dapat dimanfaatkan ditanami holtikultura seperti cabai, padi maupun yang lain,” tambahnya