THINKWAY.ID – Isu mengenai kebocoran data melanda Indonesia akhir-akhir ini. Sebut saja, dugaan kebocoran data pelanggan Perusahaan Listrik Negara (PLN), pelanggan Indihome, dan yang paling anyar data terkait Kartu SIM juga ikut bocor.
Kejahatan siber acapkali menyerang pemerintahan yang bertugas menyimpan data masyarakat. Sebagai otoritas yang mestinya bertanggung jawab untuk melindungi data pribadi warga negara, hingga saat ini pemerintah belum berbuat banyak. Setiap ada dugaan kebocoran data, pemerintah selalu berlindung dalam kata investigasi. Belum ada tindakan preventif yang berarti.
Pemerintah saja, yang memiliki sumber daya untuk mengamankan data masih kecolongan. Untuk itu, sebagai warga negara kita mesti bisa melindungi data pribadi. Minimal, ada hal-hal kecil yang bisa kita lakukan untuk melindungi data pribadi kita.
Kenali Modus Pembobolan Data
Sebelum jauh melangkah ke cara bagaimana langkah melindungi data pribadi, kita harus tahu modus kejahatan siber untuk mengambil data pribadi. Seringkali, pencurian data pribadi bertujuan untuk merugikan korban baik dari sisi sosial maupun ekonomi.
Rekayasa sosial acapkali digunakan untuk memancing korban memberitahu data-data pribadi. Korban dibuat dalam situasi yang terdesak, bimbang, dan tidak punya pilihan lalu. Modus yang digunakan dalam rekayasa sosial biasanya akan menuntun korban untuk menyebutkan data-data pribadi seperti nama lengkap, alamat, hingga nomor rekening.
Oleh karena itu, masyarakat mesti mengetahui modus jika ada pesan maupun sambungan telepon yang ujung-ujungnya meminta data-data tersebut.
Jangan Sembarang Klik Tautan
Phising juga kerap digunakan untuk mencuri data pribadi. Mulai dari email hingga password yang dapat membuka data pribadi.
Biasanya, pelaku phising akan mengirimkan rincian informasi yang mengatasnamakan pihak tertentu. Kebanyakan phising akan memberikan informasi menarik, seperti diskon besar atau tawaran-tawaran menarik lainnya.
Tidak lain tidak bukan, tautan tersebut dimanfaatkan untuk memancing korban mengklik tautan tersebut. Dengan sekali klik, data kita bisa diketahui dan bisa disalahgunakan dalam berbagai kegiatan.
Korban phising tidak hanya akan dirugikan secara sosial ekonomi saja. Korban phising juga bisa menjadi potensi pelaku kejahatan berikutnya. Hal ini bisa terjadi karena data pribadi yang digunakan oleh penjahat siber bisa disalahgunakan dengan mencatut nama korban sebagai pelaku berikutnya.
Hindari Kebocoran Data dengan Software Asli dan Antivirus
Ya, penggunaan software asli dan antivirus masih sangat dibutuhkan dalam melindungi data pribadi kita. Kalau phising akan bekerja ketika kita mengklik suatu tautan, software palsu yang berisi virus akan bisa merekam setiap ketikan yang kita lakukan di gadget.
Software bajakan dapat berpotensi membawa virus yang akan hinggap sebelumnya software itu dihapus atau discan menggunakan antivirus. Jadi, ketelitian untuk menggunakan aplikasi yang tidak perlu-perlu amat juga mesti dihindari. Selain itu, kita juga harus sering melihat perizinan dari aplikasi tersebut, apakah dapat mengakses data-data pribadi atau tidak. Jika iya, segera tinggalkan.
Dengan memahami apa saja modus dan kerugian apa yang diakibatkan dari kebocoran data pribadi, mestinya kita bisa lebih hati-hati dalam berkegiatan di dunia digital. Jika pemerintah saja bisa kebobolan, kita sebagai masyarakat juga tidak luput dari pencurian data. Untuk itu, dengan langkah-langkah di atas, minimal kita bisa melindungi data pribadi kita masing-masing.