THINKWAY.ID – Genks, tau gak sih kalau gerakan anti-tembakau pertama di dunia dalam sejarah modern itu dipelopori oleh Nazi Jerman yang dipimpin Adolf Hitler? Padahal Hitler sendiri dulunya adalah seorang perokok. Terus kok bisa dari penikmat tembakau berubah menjadi orang yang membenci tembakau sehingga mendorong Nazi Jerman mengampanyekan Gerakan anti-tembakau?
Jadi begini ceritanya genks. Sang Fuhrer Nazi, Adolf Hitler merupakan orang yang mencetuskan Ideologi anti-Semit, anti-Marxis atau bisa disebut juga fasisme. Konsepnya menjadikan Hitler sebagai diktator absolut yang akan membawa persatuan bagi rakyat Jerman dan memimpin “ras Arya” ke supremasi dunia. Gagasan ini semuanya dituliskan di dalam autobiografinya “Mein Kampf”.
Ideologi fasisme tersebut mempengaruhi pandangannya soal tembakau. Hitler berpandangan tembakau dapat mengancam keberlangsungan keturunan unggul Nazi, ras Arya. Pada masa itu Gerakan antitembakau yang dilakukan oleh Nazi diiringi juga dengan kebijakan soal reproduksi.
George Davey Smith dalam tulisannya berjudul “Lifestyle, Health, and Health Promotion in Nazi Germany.” Nazi Jerman berkeyakinan bahwa wanita yang merokok dianggap rentan terhadap penuaan dini dan hilangnya daya tarik fisik. Mereka dipandang tidak cocok lagi untuk menjadi istri dan ibu dalam keluarga Jerman yang mereka klaim sebagai ras paling unggul. Keyakinan ini ditopang oleh para peneliti medis milik Nazi.
Kebijakan reproduksi oleh Nazi Jerman di kemudian hari baru diketahui mengorbankan 184 perempuan yang dibunuh dengan cara dieksekusi mati karena melakukan perlawanan politik. Hal ini diungkap oleh para peneliti yang menemukan potongan-potongan kecil jaringan tubuh di rumah Hermann Stieve – seorang profesor anatomi di rumah sakit universitas Charite.
Gila gak sih, mengerikan banget nih obsesi si Hitler dan Nazi yang menginginkan terciptanya ras Arya serta menjaga keunggulan dan kebersihan ras Arya sampai harus menghilangkan nyawa manusia dan bertindak rasis. Dalam kasus ini juga mendorong kebencian terhadap tembakau.
Sejak didorongnya Gerakan anti-tembakau, si Hitler ini mulai marah dan benci melihat orang-orang dekatnya yang masih merokok. Bahkan karena kebenciannya terhadap tembakau, Hitler sampai membenci Eva Braun, istri tercinta, teman sehidup-sematinya dikarenakan Braun seorang perokok. Hitler juga membenci Martin Bormann sang sekretaris pribadinya, dan Hermann Göring, perwira militer Nazi yang notabene adalah perokok.
Gerakan anti-tembakau diterapkan dalam kebijakan Hitler dengan membatasi kebebasan merokok bagi para personel militer untuk merokok. Ia menegaskan bahwa “tidak benar bahwa tentara tidak dapat hidup tanpa merokok”.
Hmm… Kok kebijakan pembatasan kebebasan bagi orang-orang yang merokok ini mirip-mirip kayak kebijakan pengendalian tembakau hari ini ya. Salah satunya peraturan Kawasan tanpa rokok itu loh.
Oke balik lagi ke gerakan anti-tembakau Nazi Jerman. Jadi setelah dicetuskannya gerakan anti-tembakau, Nazi mulai mendorong secara serius berbagai penelitian kesehatan guna mendukung keinginan Hitler.
Menurut laporan The Atlantic, pada 1939 ilmuwan Franz Muller mempresentasikan studi epidemiologi pertama yang menghubungkan antara penggunaan tembakau dengan penyakit kanker. Hitler mendukung dan secara pribadi memberikan bantuan keuangan untuk Wissenschaftliches Institut zur Erforschung der Tabakgefahren (Lembaga Penelitian Bahaya Tembakau) yang didirikan pada 1941 di Jena University. Pada 1943, sebuah makalah yang disiapkan oleh ilmuwan Jerman Eberhard Schairer dan Erich Schöniger di universitas tersebut melahirkan temuan pertama bahwa merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru.
Selain penelitian, kampanye publik mengenai anti-tembakau juga semakin digalakkan dengan berbagai poster yang memuat pesan anti-tembakau, lalu diterbitkannya majalah kesehatan hingga melibatkan berbagai instansi pemerintah, swasta serta universitas untuk menyerukan pesan anti-tembakau.
Berbagai kebijakan anti-tembakau pun mulai diterapkan massif, pada tahun 1941, merokok di trem dilarang di enam puluh kota di Jerman, disusul pelarangan di bis, kereta api kota, dan pembatasan jatah rokok di Wehrmacht (angkatan bersenjata Nazi). Kebijakan anti-tembakau ini juga sangat rasis, sebab perokok di lingkungan Nazi masih diberi ruang gerak, tapi orang Yahudi dan tahanan perang tidak diberi akses sedikitpun untuk membeli dan mengonsumsi tembakau.
Apa yang dilakukan oleh Hitler dan Nazi tidak dapat dibenarkan karena dibangun dengan ideologi fasisme yang anti semit, rasis dan otoriter yang menelan korban jiwa. Begitu pun dengan kebijakan anti-tembakau yang dipengaruhi oleh ideologi fasisme dan konsep menciptakan dan menjaga kemurnian ras Arya sebagai ras unggul di dunia. Semoga sejarah kelam ini tidak lagi terulang di masa yang akan datang.