BOJONEGORO, THINKWAY – Musim kemarau tahun ini menjadi berkah bagi petani tembakau. Hal ini tak terlepas dari luas area tanam tembakau di Bojonegoro, Jawa Timur ditargetkan meningkat 12.800 hektare. Jumlah luasan tersebut lebih besar dibandingkan pada 2023 lalu, yakni 11.898 hektare. Hingga per Agustus ini, data sentra tembakau di 22 kecamatan yang aktif menanam tembakau belum terekap semua.epala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro, Helmy Elizabeth menyebutkan luas tanam tembakau meningkat dibandingkan dengan luas tanam pada tahun 2023 yaitu 11.898 hektare.
“Para petani tembakau sudah mulai menanam sejak bulan Mei lalu, dan Agustus awal ini masih ada penanaman,” kata Kepala Bidang Tanaman Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro, Imam Nurhamid. Adapun musim tanam tembakau baru dimulai pada Mei lalu, sehingga rekapitulasi data luas tanah tembakau tahun 2024 belum selesai.
“Akan tetapi tahun ini luasnya meningkat dibandingkan 2023 lalu, apalagi harga tembakau juga naik,” ungkap Kepala Bidang Tanaman Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro, Imam Nurhamid. Ia menjelaskan bahwa peningkatan tersebut didukung oleh beberapa faktor, diantaranya kondisi iklim yang mendukung pertanaman tembakau, dan peralihan penanaman komoditas padi atau palawija ke tembakau.
“Kondisi iklim sangat mendukung meningkatnya luas tanam tembakau,” jelasnya. Pada tahun lalu, luas tanaman tembakau di Kabupaten Bojonegoro sekitar 11.898 hektare yang mencakup 22 kecamatan. Terluas area tanaman tembakau di Kecamatan Kepohbaru 4.027 hektare dan diurutan kedua Kecamatan Kedungadem seluas 1.740 hektar.
Tembakau Rajangan
Harga tembakau di Kabupaten Bojonegoro juga terus merangkak naik. Terutama harga tembakau rajangan kering di wilayah Kecamatan Kedungadem dan Kepohbaru mencapai Rp 45 ribu per kilogram. “Harga tembakau rajangan setiap wilayah bervariasi, misalnya di Kecamatan Sugihwaras, Trucuk, dan Temayang harganya Rp 32 ribu sampai Rp 40 ribu,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bojonegoro, Helmy Elizabeth.
Diperkirakan puncak panen akan terjadi di pertengahan September mendatang. Namun, saat ini petikan panen pertama atau gowokan istilahnya baru terjadi sejumlah wilayah.“Karena tanam tembakau harus menunggu panen padi terlebih dahulu, sehingga panen petikan pertama ini tidak bersamaan,” ujarnya.
Helmy mengungkapkan, untuk harga tertinggi tembakau rajangan kering di wilayah Kecamatan Kedungadem dan Kepohbaru yang mencapai Rp 45 ribu per kilogram (kg). Sedangkan untuk wilayah Kecamatan Sumberrejo harga tembakau rajangan mencapai Rp 30 ribu sampai Rp 42 ribu per kg. “Sementara untuk tembakau daun basah jenis Jawa harganya mencapai Rp 2.000 sampai Rp 2.500 per kg. Itu harga bawah untuk panen gowokan, saat ini sudah mulai panen daun ke empat sampai lima,” imbuhnya.