THINKWAY.ID – Tembakau Temanggung diakui sebagai jenis tembakau terbaik di Indonesia, bahkan dunia. Reputasi ini berkat tembakau Srinthil yang punya kadar nikotin paling tinggi diantara semua jenis tembakau. Uniknya, Srinthil hanya bisa muncul di daerah Temanggung, itu pun tak di semua wilayah perkebunan.
Tak hanya Srinthil, jenis tembakau yang berasal dari Temanggung lainnya juga punya reputasi mentereng. Ini karena tembakau Temanggung umumnya dipakai sebagai bahan baku Kretek oleh pabrikan besar, karena memberi aksen rasa dan aroma yang khas. Selain itu, terdapat varian yang begitu banyak dari turunan tembakau utama yang dibudidayakan di Temanggung.
Ragam Varian Tembakau Temanggung
Tembakau asal Temanggung utama dibudidayakan pada tujuh sentra produksi utama di Temanggung yaitu Lamuk, Lamsi, Paksi, Toalo, Tionggang, Swanbing, dan Kidulan. Untuk varietas, yang paling banyak ditanam adalah jenis Kemloko, meliputi Kemloko 1 sampai 6. Varietas lain yang dibudidayakan yakni jenis Mantili, Mangkuni, Gober Paijo, Pelus, Ngablak, dan BAT (Bako Anti Teler).
Jenis-jenis tembakau tersebut masih dibagi ke dalam beberapa kelas atau grade. Semakin tinggi kelasnya semakin keras isapannya, semakin mahal harganya, serta memiliki aroma lebih tebal. Grade terbaik dimulai dari kelas alfabet G, H, dan I. Meskipun begitu kelas-kelas rendah bisa diolah menjadi kelas tinggi jika ditanam dan dirawat tanpa menggunakan bahan kimia serta disimpan dalam jangka waktu lama.
Untuk penamaan, biasanya tak hanya merujuk pada jenis varian tembakau, tapi juga wilayah jenis tembakau tersebut ditanam. Ini membuat tembakau Temanggung punya banyak varian turunan. Misalnya yang terdapat pada sebuah toko grosir tembakau Temanggung di Depok, Jawa Barat yang bernama Tembakau 69, di tempat tersebut terdapat 23 lebih jenis tembakau Temanggung siap konsumsi.
Jenis tembakau dari Temanggung yang baik dan berkualitas biasanya yang memiliki rajangan halus, aromanya wangi, rasanya terasa sedikit manis serta tidak membuat pusing kepala. Biasanya tembakau ini sangat cocok dilinting kretek manual tanpa filter, atau dengan cara tingwe (linting dewe), alias linting sendiri. Untuk tembakau dengan karakter berat, biasanya “dijinakkan” dengan cara ditambah bumbu rokok seperti cengkeh dan kemenyan.
Tembakau Temanggung sangat populer untuk rokok tingwe. Teknik melinting manual juga berkembang, sesuai dengan selera si pelinting. Terdapat beberapa trik tradisional menikmati tembakau Temanggung dengan tingwe. Ini didapat lewat ngobrol dengan petani dan pelaku tingwe di daerah Temangung dan sekitarnya. Teknik-teknik ini umumnya sarat dengan kearifan lokal.
Berikut teknik tingwe menggunakan tembakau temanggung.
Jangan Mengurai Tembakau Temanggung
Tembakau Temanggung umumnya dirajang dalam bentuk panjang, alias tidak awur (terurai), atau tidak dalam potongan pendek-pendek. Saat mengambil tembakau dan ditaruh pada kertas rokok (papir), disarankan untuk tidak mengurai tembakau tersebut. Cukup diangkat sekira sepanjang papir, kemudian ditaruh di atasnya. Kalau tembakau diurai pendek-pendek, dipercaya akan mengubah rasa dan aroma.
Manfaatkan Bumbu Rokok
Tembakau Temanggung umumnya sudah enak dalam versi murni, tapi untuk menambah rasa dan aroma, disarankan memanfaatkan bumbu rokok yang umum digunakan, biasanya cengkeh, kelembak, kemenyan, adas, kapulaga, dan lain-lain.
Rumus Kombinasi Bumbu Rokok
Untuk tembakau Temanggung dengan karakter berat atau dalam istilah Jawa magak, manfaatkan bumbu rokok dengan rumus khusus. Kalau sudah ditambahkan cengkeh, boleh ditambahkan kelembak, tapi jangan ditambah kemenyan, karena kemenyan juga mampu menjinakkan tembakau. Demikian juga sebaliknya, jika sudah menggunakan kemenyan, boleh ditambahkan kelembak, tak perlu menaburkan cengkeh. Pelaku tingwe kalangan tua di daerah Jawa Tengah biasanya hanya mengunakan kemenyan saja, karena karakter tembakaunya yang keras, biasanya roma dan rasanya akan lebih muncul hanya dengan ditambahkan kemenyan. Kemenyan terbaik adalah kemenyan madu padat berwarna putih bersih, dengan cara dikerok dadakan.
Nyalakan, Diamkan, Lalu Nyalakan Kembali
Rokok hasil tingwe khususnya yang menggunakan kemenyan, akan lebih nikmat dinikmati dengan teknik khusus. Caranya, nyalakan rokok, hisap dalam 3 sedotan. Matikan, dan diamkan selama sekira 5-10 menit. Kemudian, nyalakan kembali. Menurut cara tradisional, teknik ini ditujukan agar kemenyan lumer dan merasuk dalam tembakau, sehingga sudah “matang” sejak dipanaskan dan dibiarkan dalam waktu tertentu tersebut.
Melinting Dadakan
Rokok tingwe terbaik adalah rokok yang dibuat dadakan, alias tak membuatnya dalam jumlah banyak. Walaupun ini adalah pilihan, tapi menurut para pelaku tingwe, ada perbedaan rasa yang besar antara rokok tingwe yang dibikin dadakan, dengan tingwe yang dibuat sebagai stok,. Bisa jadi, cara membuat rokok tingwe secara dadakan lebih merujuk pada proses tingwe ini dibuat. Teknik ini kental dengan kearifan lokal, karena misalnya saat ngobrol dan berkumpul dengan sesama pelaku tingwe, proses ini akan dibarengi dengan ngobrol, dan bertukar tembakau. Ini sebabnya dalam tradisi Sunda, terdapat istilah adu bako yang merujuk pada aktivitas serupa.