THINKWAY.ID – Hujan sedang syahdu-syahdunya turun di berbagai daerah di Indonesia. Selepas hujan, aroma petrichor otomatis muncul mewarnai udara. Sebuah aroma alami dihasilkan saat hujan jatuh di tanah kering. Wewangian itu ampuh memberi ketenangan serta membawa kembali kenangan. Membawa penulis untuk terbang jauh mengingat sebuah daerah bernama Jombang di Jawa Timur.
Rasa nyaris tak ada yang tak mengenal Jombang. Sebuah daerah yang nyaris terletak di tengah pusat dari Jawa Timur. Daerah ini berbatasan langsung dengan Mojokerto, Lamongan, Kediri, nganjuk dan Bojonegoro. Kode plat nomor daerah tersebut berganti dari S kembali ke W. Okeh, informasi dasar ini kita cukupkan sampai sini saja.
Sedikit kisah yang ingin diceritakan sejak sekian lama tak berkunjung lagi ke sana. Ada empat pondok pesantren besar yang berdiri tegak di sana mulai dari Tebuireng, Tambak Beras, Denanyar, dan Peterongan. Tak luput juga banyak pondok pesantren kecil yang banyak tersebar di berbagai desa.
Walhasil, Jombang dijuluki dengan Kota Santri karena menurut catatan dari kompas diperkirakan lebih dari 40.000 orang. Santri-santri itu berasal dari banyak daerah di seluruh Indonesia. Membuat Jombang menjadi daerah yang heterogen, mirip kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya.
Tapi, Jombang bukan hanya tentang santri dan pondok pesantren. Hal yang luput diketahui oleh orang banyak adalah daerah ini masuk sebagai salah satu sentra penghasil tembakau terbesar di Jawa Timur. Bahkan produksi tembakau Jawa di Kabupaten Jombang pada 12 tahun silam menjadi yang tertinggi di antara sembilan daerah lain yang memiliki potensi varietas tersebut. Dari luas areal lahan yang dikembangkan 4.274 ha, total target produksi mencapai 3.850 ton.
Thinkway menghimpun data dari situs resmi Kabupaten Jombang, Luas areal tanaman Tembakau di Kabupaten Jombang Tahun 2020 memiliki luas sebesar 5.317 Ha yang tersebar di 6 Kecamatan (Kec. Ploso, Kec. Plandaan, Kec. Kabuh, Kec. Kudu, Kec, Ngusikan dan Kecamatan Bareng Jombang memiliki varietas tembakau unggul lokal.
Tembakau andalan dari Kota Santri ini adalah Varietas Jinten Pakpie dan Tembakau Varietas Manilo. Tembakau Rajangan Jombang sudah memiliki karakterisasi dan sudah dikenal oleh Pabrikan/Pasar Tembakau Dengan Sebutan Pakpie (Rajangan Tembakau Jombang).
Tembakau adalah salah satu faktor yang membantu membangun Jombang tumbuh dan berkembang. Teringat betul dalam ingatan penulis betapa makmurnya masyarakat di sana karena menanam tanaman bernama latin Nicotiana tabacum. Salah satu kisah yang paling dikenang adalah mewahnya pesta syukuran khitanan di Kecamatan Kabuh.
Saat masih mengenyam pendidikan di pesantren, penulis memiliki rekan berinisial OF yang kebetulan merupakan warga asli Kecamatan Kabuh. Hingga usia 12 tahun ternyata OF belum melewati proses khitan. Akhirnya Dia izin untuk pulang ke rumah dan menjalani proses tersebut.
Penulis dan teman-teman yang lain tak pernah mengetahui latar belakang OF dan keluarganya. Kesempatan itu datang saat kami diundang untuk menghadiri tasyakuran khitanannya. Saat tiba di sana, sontak kami takjub karena mewahnya perayaan syukuran sunatan yang telah dilewati oleh OF. Kemeriahan dirasakan satu desa bak pasar malam. Bahkan ada tanggapan wayang untuk menghibur warga semalam suntuk.
Belakangan saat kami menginap di rumahnya, kami bari mengetahui bahwa keluarga OF adalah seorang petani tembakau di wilayah tersebut. Imaji kami bahwa petani adalah pekerjaan dengan penghasilan yang tak seberapa langsung pupus di saat itu. Percaya bahwa dari tembakau saja ternyata sangat bisa menghasilkan.
Tapi, kondisi itu terjadi di era 2000-an awal. Petani tembakau masih bisa hidup sejahtera dan makmur. Belakangan, pabrik-pabrik mulai subur tubuh menjamur di Kecamatan Kabuh dan sekitarnya. Dalam bayangan penulis, jika ladang tak lagi memberikan keuntungan maka alih fungsi lahan dengan cara adalah salah satu jalan untuk hidup dan bisa makan.
Sedikit ingatan tentang Jombang memang cukup menenangkan akal pikiran setidaknya selama lima menitan. Ah sial, bau petricor itu tak cukup lama. Semoga hujan segera datang lagi.