Tanaman cengkeh di Jawa Barat merupakan komoditas nomor tiga terluas setelah kelapa dan teh. Sentra produksi cengkeh utama berada di Kabupaten Sukabumi.
Tanaman cengkeh di sana sudah ditanam sejak tahun 1963. Saat ini dapat ditemukan populasi cengkeh yang telah berusia di atas 30 tahun dengan produktivitas per pohon yang tergolong tinggi. Cengkeh dominan tersebar di wilayah Kecamatan Cikakak, Cisolok, Pelabuhan Ratu, Sukaraja, Ciemas, Jampang Tengah, dan Simpenan.
Selama ini, kebutuhan benih cengkeh sering dipenuhi dari hasil penangkaran yang berasal dari benih sapuan (asalan) dan tidak jelas varietasnya. Sehingga tidak ada jaminan potensi dan mutu cengkeh yang dihasilkan. Apabila kondisi demikian dibiarkan maka dikhawatirkan tidak akan mampu meningkatkan produktivitas cengkeh nasional dan kesejahteraan petani cengkeh.
Untuk mengatasi hal itu, seperti dirilis Litbang Pertanian, beberapa waktu lalu, Tim Peneliti Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) melakukan seleksi pohon induk pada sumber daya genetik (SDG) cengkeh lokal di Sukabumi. Seleksi pohon induk cengkeh terpilih dilakukan dengan menggunakan metode survei.
Populasi cengkeh terpilih di Desa Buniwangi dan Desa Sukamaju masing-masing berumur 38 dan 40 tahun dengan jumlah pohon induk terpilih masing-masing 20 dan 8 pohon. Morfologi tanaman cengkeh dalam populasi Buniwangi masih memperlihatkan karakterisitik tanaman cengkeh tipe Zanzibar. Sedangkan dalam populasi Sukamaju masih memperlihatkan karakteristik cengkeh tipe Siputih.
Secara umum pohon cengkeh terpilih tipe Zanzibar Buniwangi dan Siputih Sukamaju menunjukkan tingkat keseragaman yang cukup tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien keragaman (KK) lebih kecil dari 20 persen.
Adanya keseragaman fenotipik antar pohon induk terpilih dalam populasi yang sama diharapkan dapat menjadi cerminan keseragaman genotipe. Hal ini penting untuk menjamin keseragaman mutu genetis, fisiologis, serta fisik benih yang akan dihasilkan.***
Sumber: Agronet