THINKWAY.ID – Menikah adalah pilihan untuk setiap orang, begitu juga dengan mau seperti apa prosesi dan ritual yang akan mereka pilih.
Misalnya dalam konsep Islam, prosesi menikah sejatinya cukup sederhana. Ada pasangan pengantin, wali, mas kawin, saksi, dan penghulu. Menggelar resepsi lebih ke adat masing-masing, seringkali kali disesuaikan dengan kearifan lokal.
Meski bukan sebuah keharusan, kadang menggelar resepsi dengan skala tertentu sebenarnya normal-normal saja, karena ukuran tiap orang berbeda-beda. Yang tak sehat adalah, saat orang lain mengkritisi pilihan orang lain yang berniat menikah sederhana.
Belakangan topik perbincangan soal menikah sederhana ramai dibicarakan warganet. Lebih spesifik, menikah di Kantor Urusan Agama (KA). Ini dimulai dari unggahan akun @odongpejjj Di Twitter, ia menikahi pasangannya dengan cara mendatangi Kantor Urusan Agama (KUA), dihadiri dengan keluarga inti dan teman dekat.
Aku nikah tahun 2021 Gratis karena di KUA doang terus foto belakangnya pohon pisang HAHAHAHA https://t.co/LbPBLi1pJx pic.twitter.com/Rhhy6dSjlj
— bisa diem g (@odongpejjj) January 28, 2023
Dari foto-foto yang dibagikan, pasangan ini terlihat bahagia. Komentar warganet juga beragam, umumnya merasa tertular dengan energi baik dan kebahagiaan si pengunggah postingan. Tak lama, banyak pasangan lain yang mengunggah kebahagiaan serupa, dengan menikah sederhana di KUA, atau menikah sederhana dalam versi lain
Keuntungan Menikah di KUA
Bisa jadi tren menikah di KUA muncul karengan dorongan pandemi Covid-19. Ruang gerak yang dibatasi, dan low budget tampaknya menarik bagi pasangan muda yang berniat menikah, teutama Generasi Z dan Milenial.
Selain ngirit biaya, cara ini juga tak membebani orang tua pasangan. Banyak kalangan muda yang cukup rasional, karena tabungan yang sudah ada, lebih mereka pilih untuk dialokasikan untuk kehidupan baru mereka. Misalnya, untuk honeymoon, tempat tinggal, modal usaha, atau tabungan pendidikan untuk anak mereka kelak.
Hal yang tak boleh dilupakan adalah jalan tengah. Saat sebuah pasangan berniat menikah sederhana di KUA, sebaiknya melalu diskusi lebih dulu dengan orang tua mereka. Umumnya, gelaran resepsi dengan skala tertentu lebih banyak dipilih orang tua, untuk mengabarkan ke kolega dan saudara mereka bahwa si anak kini telah menikah.
Standar Bahagia
Kebahagiaan tiap orang berbeda-beda, termasuk untuk ukuran-ukurannya. Ini membuat standar bahagia tiap orang tak bisa disamakan. Khusus untuk menikah di KUA, juga tak bisa dijadikan patokan.
Bisa jadi juga, menikah dengan resepsi mewah juga jadi standar bahagia untuk banyak pasangan. Ini artinya, kebahagiaan nilainya tidak absolut dan objektif, masing-masing orang berbeda dan bahkan kadang juga berubah-ubah.
Contoh kebahagiaan sederhana adalah soal bagaimana sikap kita menerima kenyataan, menerima takdir dari upaya-upaya yang sudah kita lakukan. Menata hati menjadi penting. Jangan lupa bersyukur atas apa yang dicapai, dan membagikannya kepada orang lain. Bisa dalam hal materi, bisa dalam konteks manfaat.
Namun demikian, terdapat rumus dasar bahagia seperti yang dikatakan KH Baharuddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha, Kiai muda dari Rembang, Jawa Tengah. Menurut Gus Baha, rahasia kebahagiaan itu ada tiga hal, yakni bersabar, bersyukur, dan ikhlas.
Jadi, tertarik menikah sederhana di KUA, Genks? Jangan lupa cari dulu pasangannya 🙂