Thinkway Logo

Tingkatkan Produk dari Bambu, Jabar Gulirkan Program Baju Baja

Jawa Barat memiliki beragam jenis bambu. Namun baru sedikit bambu yang dimanfaatkan sebagai barang yang memiliki nilai tambah. Maka untuk meningkatkan keahlian masyarakat dalam mengolah bambu, digelarlah pelatihan Bambu Jabar Bambu Juara (Baju Baja) di Aula Desa Blanakan, Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang, Kamis (7/2/2019).

Baju Baja merupakan program yang digagas LSM Hijau Lestari Indonesia (HLI) dan Yayasan Peduli Hijau Lestari Indonesia untuk mewujudkan 100 Desa Kreatif menuju Jabar Juara Lahir Batin.

Dalam pelatihan ini, peserta ditargetkan mampu memproduksi berbagai kreasi bambu. Kemudian HLI akan membantu penjualan berbagai kreasi tersebut di situs resminya. Produk bambu ini juga akan dijual di berbagai hotel di Jawa Barat.

Kepala Program Baju Baja, Oki Hikmawan menuturkan pemanfaatan bambu di Jawa Barat merupakan pilot project dan pengembangan pembinaan secara berkesinambungan, untuk itu perlu adanya kerjasama antar pihak agar program ini bisa terus berjalan.

“Anggota kami terbentuk dari 27 Kabupaten/Kota, sampai sekarang kami sudah bertemu dengan delapan Kepala Daerah yang juga merespon baik niat kami ini,” ujarnya.

“Ada 12 bibit tanaman bambu yang dengan dikembangkan oleh Hijau Lestari Indonesia, rencananya untuk membuat perpustakaan bambu. Semoga dengan usaha kami ini, bambu jadi memiliki nilai jual yang tinggi,” sambung Oki.

Pelatihan tersebut dibuka  Wakil Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat Lina Marlina Ruzhan. Lina menyampaikan ide untuk melestarikan bambu sebagai sumber daya ungkit bagi pembangunan tentu layak untuk didukung, terlebih saat ini komoditas bambu semakin berkurang.

“Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki 254 jenis bambu yang telah diakui sebagai keanekaragaman hayati, dimana 54 jenisnya dimiliki Jawa Barat. Namun saat ini dari 54 jenis hanya ada 36 jenis bambu yang masih bertahan,” kata Lina.

“Maka itu, perlu adanya diversifikasi bambu untuk menghadirkan upaya pemanfaatan potensi lokal sekaligus pelestariannya,” tambahnya.

Sebagaimana filosofi bambu yang kokoh, tahan guncangan, dan bermanfaat, Lina berharap program kolaborasi ini akan terus bertahan dan bisa ditularkan ke Kabupaten/Kota lain sehingga dapat memberi warna positif bagi rakyat Jawa Barat.

“Saya harap Baju Baja selalu menjadi mitra kerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Seperti filosofi bambu yang kokoh, tahan guncangan dan tidak mudah lapuk walaupun kena panas dan hujan, mudah-mudahan dengan program ini kita bisa saling menguatkan dan tentu juga bermanfaat bagi semua,” tutup Lina. [Iman]

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.