SUMEDANG, THINKWAY – Industri hasil tembakau (IHT) adalah segmen industri unggulan, yang terus dikembangkan oleh Pemkab Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Salah satu wujudnya adalah keberadaan Pasar Tanjungsari sebagai pasar khusus tembakau. Di dunia saat ini, hanya Bremen, Jerman sebagai pasar tembakau. Maka, bisa dibilang Pasar Tanjungsari menjadi satu-satunya pasar tembakau eksis pesaing Bremen. Sebelum era kemerdekaan di daerah Desa Mariuk Distrik Tanjungsari (sekarang bernama Desa Margaluyu Kecamatan Tanjungsari) ada pasar tembakau. Di pasar ini, tembakau diperjualbelikan menggunakan pikulan (oblok). Pasar ini dikenal dengan nama Pasar Bako Omprongan.
Para pedagangnya datang dari daerah Cigasti, Cicalengka, Cijambu dan Majalaya. Setelah Indonesia merdeka, terdapat organisasi kemasyarakatan yang bernama Gerakan Tani Indonesia (GTI) yang mempelopori pindahnya lokasi Pasar Bako ke daerah Lanjung Desa Tanjungsari yang dalam perjalannya berkembang ke arah Pasar Tembakau Jawa Barat yang pedagang dan pembelinya berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat.
“Selain itu juga beberapa produk komoditi tembakau sudah diekspor ke luar negeri. Bahkan ke negara tetangga seperti Singapura, Malaysia apalagi ke pasar Eropa sepeti Jerman dan Swedia,” kata Plt Kepala Dinas Perkebunan Jabar, Gandjar Yudniarsa saat membuka Ajang Aroma Sendja Festival di Alun-alun Sumedang, Jumat (19/7/2024).
Selain itu lanjut Gandjar, tembakau Sumedang juga menjadi benchmarking bagi Kabupaten/Kota lainnnya di Jawa Barat untuk mengembangkan pasar komoditi tembakau. Karenanya melalui ajang Aroma Sendja Festival dan Sumedang sebagai tuan rumah. Gandjar berharap, dapat membantu petani tembakau dari mulai hulu sampai dengan hilir. “Kami berharap melalui ajang ini, dapat membantu petani tembakau dari mulai hulu sampai dengan hilir. Ujung-ujungnya dapat menjadi nilai tambah bagi petani tembakau di Jawa Barat,” tuturnya. (*)