Thinkway Logo

Perajin Rebana dan Bedug Bertahan hingga 3 Generasi

Pria separuh baya menggunakan peci hitam kaos dan sarung menjadi pakaian khasnya dikala beraktivitas keseharianya. Pria itu adalah Ilham Rachudi perajin bedug dan rebana warga Desa Kalipucang Wetan, Kecamatan Batang.

Ia yang ditemui di bengkel rumahnya nampak serius, dengan sesekali terlihat guratan kerut pada wajahnya. Jari-jari kedua tangannya mengatur letak kulit kambing yang akan dipasang pada tabung kayu untuk dijadikan rebana.

Dibantu kedua lutut yang menjepit tabung kayu, Ruchadi meletakkan alat pemasang kulit rebana kemudian menguatkannya dengan baut sambil mengencangkan baut pada kayu, dia menekan-nekan bagian tengah kulit, untuk mengukur kekencangan kulit.

Saat ada sisi yang dinilai terlalu kencang, dia melonggarkan baut pada sisi itu, sambil mengencangkan pada sisi lain.

Ilham Ruchadi merupakan generasi ketiga dalam keluarganya yang telah menekuni kerajinan rebana sejak tahun 1990-an. Menurutnya, bisnis kerajinan rebana adalah prospek yang cukup bagus. Bahkan, rebana buatannya sudah ia pasarkan hingga ke berbagai kota seperti Sumatra, Kalimantan bahkan hingga Malaysia dan Brunei.

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia pada awal tahun lalu tidak dipungkiri juga berimbas pada bisnisnya. Pada bulan ramadan ini pun ini, pesanan rebana mau pun bedug tidak begitu banyak padahal momentum tersebut biasanya ia bisa meraup pundi-pundi rupiah.

Walau begitu ia tetap bertahan meski tak banyak pesanan karena ia ingin tetap melestarikan kerajinan yang sudah lama menghidupi keluarganya tersebut.
“Alhamdulillah walaupun pesanan tidak banyak, yang terpenting kami masih bisa mempertahankan bisnis kerajinan turun temurun ini,” ujarnya, Selasa 21 April 2021.

Dalam satu bulan ia mampu membuat lima set rebana dengan harga kisaran Rp3 juta hingga Rp3,5 juta per set berukuran 30 centimeter hingga 38 centimeter. “Untuk bahan bakunya kami menggunakan kulit kambing jawa, kayu mahoni atau kayu nangka karena membuat suara lebih bagus, kalau jenisnya ada bas, habsyi, darbuka, keprak, tam-tam,” jelasnya.

Tidak hanya membuat kerajinan, Ruchadi juga membuka jasa servis rebana dan bedug. “Untuk servisan biasanya saya hargai Rp100.000 perbuah atau ganti kulit,” jelasnya. *

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.