THINKWAY.ID – Dalam pengembangan imunoterapi berbasis tanaman terbaru di bidang onkologi, sebuah perusahaan farmasi startup Thailand, Baiya Phytopharm, mengumumkan penciptaan yang sukses dari antibodi antikanker yang berasal dari tanaman tembakau, seperti dilaporkan oleh Thaiger.
Perusahaan ini mengumumkan hasil ini setelah berhasil melakukan uji coba pada hewan percobaan di laboratorium. Baiya Phytopharm, yang beroperasi di bawah naungan Universitas Chulalongkorn, dikenal karena prestasinya dalam mengembangkan Baiya Sars-CoV-2 Vax, yakni vaksin Covid-19 berbasis tanaman.
Waranyoo Phoolcharoen, kepala petugas teknis dan salah satu pendiri Baiya Phytopharm, menjelaskan visi perusahaan untuk mengurangi biaya produksi obat untuk pengobatan kanker di Thailand. Tujuan lainnya adalah membuat pengobatan imunoterapi berbasis tanaman ini menjadi lebih mudah diakses dan terjangkau.
Tim bioteknologi perusahaan ini berdedikasi untuk mengembangkan protein berbasis tanaman tembakau. Bahan baku yang berkelanjutan dan hemat biaya ini berfungsi sebagai pengganti antibodi yang digunakan dalam pengobatan kanker, jelas Waranyoo.
Ia juga menjelaskan bahwa imunoterapi berbasis tanaman berbeda dalam taktik operasionalnya dari kemoterapi. Alih-alih menyerang sel kanker secara langsung, teknik ini memperkuat sel-sel kekebalan tubuh untuk menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker.
Waranyoo menyatakan bahwa meskipun imunoterapi berbasis tanaman semakin populer belakangan ini, antibodi yang diperlukan untuk pengobatan semacam itu cenderung mahal. Beberapa faktor, seperti ketergantungan yang tinggi pada teknologi dan peralatan impor dalam produksi obat imunoterapi, semakin meningkatkan biaya keseluruhan pengobatan ini di Thailand.
Nicotiana benthamiana, spesies asli Australia, digunakan sebagai bahan utama dalam produksi obat dan vaksin tersebut, tambah Waranyoo.