TEMANGGUNG — Industri Hasil Tembakau (IHT) di Indonesia memiliki peran cukup besar terhadap penerimaan negara melalui pajak dan cukai. Peran tembakau dalam perekonomian nasional dideskripsikan melalui kontribusinya terhadap PDB.
Petani tembakau memiliki peranan penting dalam hulu sebuah IHT. Tentunya, sejumlah hal kendala pasti dihadapi para Petani Tembakau dalam menjalani proses menghasilkan tembakau berkualitas.
Beberapa persolan Petani tembakau dibahas dalam kegiatan sarasehan “Menyemai Harapan di Musim Peralihan” yang digagas oleh DPC Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Temanggung.
Acara yang digelar di Rumah Makan Tumijah Jl. Gatot Subroto no 25 Kebonsari Temanggung, dihadiri kurang lebih ratusan perserta yang datang dari unsur pemerintah, kelompok tani tembakau, dan akademisi. Kegiatan, tentu dilaksanakan dengan protokol kesehatan.
Pengamat Ekonomi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Prima Gandhi, sebagai narasumber memaparkan materi “Menimbang Ekonomi Tembakau dalam Bekapan Regulasi”.
Menurutnya, sosialisasi produk tembakau selain rokok harus dioptimalkan oleh pemerintah. Menurutnya, saat ini masih sedikit petani tembakau yang mengetahui soal produk tembakau selain rokok.
“Padahal potensi produk tembakau selain rokok ini sangat besar. Bisa tingkatkan kesejahteraan petani tembakau. Akan tetapi petani tembakau kita belum banyak yang tau, seperti apa regulasi dan sebagainya. Sehingga ini harus disosialisasikan,” ujarnya.
Ia menerangkan, salah satu produk tembakau selain rokok yang memiliki potensi besar adalah nikotin cair. Menurut datanya, permintaan nikotin cair yang dikonsumsi untuk rokok elektrik seperti Vape saja bisa mencapai ratusan ribu liter pertahunnya.
“Menurut data, di tahun 2018 ada sebanyak 168,8 ribu liter ekstrak tembakau yang dikonsumsi. 2019 jadi 722, 6 ribu liter, kemudian di 2020 jadi 947 ribu liter. Artinya setiap tahun ada peningkatan konsumsi ekstrak tembakau,” katanya.
“Kita berharap regulasi yang jelas terkait itu. Dan hasil akhirnya adalah untuk tingkatkan kesejahteraan petani tembakau,” tambahnya.
Narasumber lain, Forcaster Klimatologi Semarang Zauzik Nana menyampaikan materi terkait “Pengaruh Anomali Iklim 2021 pada Komoditas Pertanian”.
Iis menerangkan, dengan adanya informasi anomali iklim pada komoditas pertanian, diharapkan bisa memberikan informasi yang membantu petani khususnya di Temanggung dalam menentukan langkah awal musim tanam tembakau.
“Kita tahu, tembakau itu kan tanaman yang sangat tergantung dengan air. Sehingga dengan apa-apa yang kita sampaikan bisa memberikan informasi terkait cuaca dan iklim bagi petani. Sehingga mampu merencanakan masa tanam untuk hasil pertanian yang berkualitas,” katanya.
Terkait musim kemarau di Jawa Tengah sendiri, diprediksinya akan mengalami kemunduran hingga pertengahan April mendatang.
“Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mundurnya musim kemarau. Seperti, La Nina lemah yang masih terjadi dan masih hangatnya permukaan air laut. Sehingga potensi hujan masih ada,” katanya.
Narasumber ketiga, Kepala Pusat Studi Pedesaan dan Kawasan, Universitas Gadjah Mada Dr. Bambang Hudayana, mengatakan, dianggap belum proporsionalnya cukai rokok yang berpihak kepada petani tembakau, harus menjadi perhatian tersendiri bagi APTI atau asosiasi petani tembakau lainnya.
“Paling tidak ke depan ini APTI bisa mendorong supaya proporsi cukai itu bisa untuk menjawab permasalahan petani yang selama ini dihadapi petani. Karena yang paling mengeluarkan keringat paling banyak itu ya petani tembakau,” tuturnya.
Keberadaan organisasi, koperasi tani atau bahkan BUMD untuk bisa membantu petani lebih terkoordinir. Mulai dari persoalan tanam, persoalan panen, hingga penjualan tembakau.
“Sehingga efisien. Misal petani ada halangan bisa diurus oleh koperasi. Tentu organisasi atau koperasi itu harus kuat, konsolidatif, profesional, leadership bagus, managemen bagus, dan sebagainya. Selain itu, juga harus inovatif. Ya ini cita-cita,” ucapnya.
Ketua DPD APTI Jawa Tengah, Muh Rifai mengaku kegiatan sarasehan tersebut adalah inovasi untuk membangun eksistensi asosiasi petani tembakau di Temanggung.
“Selain di Temanggung, rencananya kegiatan serupa akan di gelar oleh DPC APTI Wonosobo. Sehingga ke depan harapan kami acara seperti ini akan rutin di gelar di semua DPC APTI di Jateng,” ungkapnya.
Beberapa hal yang dibahas, menurutnya sangat dibutuhkan petani Tembakau khsuusnya di Temanggung. Seperti adanya produk tembakau selain rokok, dan informasi cuaca dan iklim di tahun ini.
“Saya contohkan saja, masih banyak para petani tembakau ini masih otodidak dalam menanam tembakaunya. Makanya dengan acara ini jadi terobosan baru agar penanaman tembakau ini bisa memperhatikan cuaca. Karena tembakau ini jenis tanaman perlu kehati-hatian terhadap cuaca yang akan berpengaruh pada kualitas tembakau itu sendiri,” ungkapnya.
Ketua DPC APTI Temanggung, Siyamin mengatakan, Tembakau merupakan komoditi pertanian sudah sangat melekat bagi Petani Temanggung.
“Dengan sarasehan ini harapannya petani mampu mendapatkan informasi melakukan planning yang tepat untuk mulai tanam tembakau. Untuk memaksimalkan kualitas tembakau,” ucapnya.
Budaya menanam tembakau, lanjutnya, sangat mungkin untuk disinkronisasikan dengan kemajuan zaman saat ini. Seperti tembakau dijadikan bahan dasar produk tembakau selain rokok.
“Nah karena produk tembakau selain rokok ini sudah banyak digunakan, contohnya nikotin cair. Harapannya petani tembakau Temanggung bisa tahu dan memproduksi sendiri produk tembakau selain rokok. Karena memang sebagian besar petani tembakau Tanggung belum mengetahui itu. Sehingga setelah tau kita berharap bisa berproduksi dan endingnya untuk kesejahteraan petani itu sendiri,” ungkapnya.
Wakil Bupati Temanggung, Heru Ibnu Wibowo memberikan apresiasinya kepada DPC APTI Temanggung yang telah menggelar kegiatan sarasehan “Menyemai Harapan di Musim Peralihan” tersebut.
“Semangat teman-teman petani Tembakau ini sangat luar biasa. Insyaallah dengan APTI ini kita berharap bisa meningkatkan kesejahteraan petani tembakau di Temanggung pada khususnya,” kata nya .
“Kami berpesan, agar APTI bisa membangun komunikasi yang baik terhadap sejumlah stakeholder untuk memajukan pertembakauan di Temanggung,” tambahnya.*