THINKWAY.ID – Genks! Bayangin ada sebuah piring dengan nasi putih terus di atasnya ditaburi bawang goreng. Arah jarum jam 3 piring itu tergeletak semur tahu dan tempe yang berdempet dengan sambal. Apa yang terbayang? Ya, tentu nasi uduk!
Makanan populer di Jakarta ini memang pas banget buat penyuka sarapan berat. Apa lagi, dinikmati dengan teh tubruk panas tanpa gula. Nggak masalah makan di rumah atau di tempat penjualnya langsung sembari ngobrolin harga bahan pokok yang makin naik. Rasanya tetap sama.
Anyway, kalian pada tahu nggak, sih awal mulanya bisa eksis di Indonesia? Kalau belum, Tulisan ini bisa ngebawa kamu untuk tahu sejarah dan seputar per-nasi uduk-an.
Melansir Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, makanan ini merupakan makanan khas Betawi. Dan ternyata lahir dari perpaduan dua budaya, Genks!.
Kabarnya, pada Agustus 1511 ketika Malaka jatuh ke tangan Portugis, banyak bangsawan dari Melayu yang umumnya tinggal di Pulau Sumatera meninggalkan Malaka dan sampai ke Batavia.
Pada saat mereka hijrah itu tentunya tidak dengan tangan kosong. Melainkan mereka membawa barang dagangan, termasuk makanan khasnya nasi lemak. Kemudian, mereka menjualnya ke masyarakat yang ada di Batavia.
Di Batavia, orang Jawa yang juga sebelumnya sudah ke Batavia saat itu sudah terbiasa menyantap nasi gurih. Sejak saat itu terjadilah percampuran nasi lemak dan nasi gurih.
Konon, kata uduk pun memiliki arti “susah”. Sebab, zaman dulu nasi uduk jadi bekal wajib para petani untuk dibawa ke sawah. Penamaannya juga diartikan karena sering kali makanan ini dinikmati masyarakat kecil.
Dalam literatur lain, uduk berasal dari bahasa Sunda yang artinya bersatu alias bercampur. Ini karena nasi uduk bisa dicampur dengan menu yang lain.
Sampai sekarang, nasi uduk juga enggak cuma disuguhkan untuk makanan sehari-hari. Acara-acara penting lainnya seperti selamatan hingga tahlilan, biasanya juga sudah disediakan.
Gurihnya nasi uduk tercipta dari adukan santan yang dimasak bareng sama nasinya. Tidak lupa garam, daun serai, daun salam, dan daun jeruk sebagai bumbu halusnya.
Biasanya, makanan khas betawi ini bersanding dengan ayam goreng; semur tahu, tempe, kentang, jengkol; telur balado; sampai bihun. Gak lupa, gorengan seperti bakwan, tempe goreng, dan tahu berontak setia menemani.
Semakin ke sini, lauk pauk nasi uduk pun bermacam-macam. Sebut saja ada telur dadar, perkedel, tempe orek, bahkan taburan abon pun bisa ditemui sebagai lauk nasi uduk.
Jadi, memilih nasi uduk sebagai menu makan sebuah pilihan yang tepat. Perpaduan nasi dan lauk pauk yang beragam bisa membuat perut kenyang sekaligus memanjakan lidah. Segera cari penjual nasi uduk terdekat!