Saat ini sektor pertanian menjadi profesi yang mulai diminati kalangan generasi muda atau kelompok milenial. Fenomena tersebut perlu mendapat dukungan dengan berbagai program pendukungnya.
Ketua Umum Pemuda Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Rina Saadah Adisurya mengatakan, generasi milenial saat ini sudah mulai menganggap, pertanian adalah sektor profesi yang bergengsi. Bukan sekadar itu, sektor pertanian juga memiliki nilai ekonomi menguntungkan.
“Kalau dulu kan masih enggan generasi muda mengelola pertanian. Tapi masa kini, justru generasi milenial mulai punya rasa tertarik ke sektor pertanian. Kondisi ini perlu dukungan berbagai pihak, terutama pemerintah,” kata Rina.
Untjk menjaga minat generasi milenial tersebut, Pemuda HKTI telah merancang berbagai program di sektor pertanian. Nantinya, program pertanian itu bakal dikelola oleh generasi muda masa kini sesuai kebutuhan zaman.
“Jadi pemuda punya visi maupun misi ke pertanian Indonesia,” ujar Rina.
Program yang dimaksud antara lain menyiapkan areal lahan seluas 1 hektare di setiap provinsi. Lahan tani itu akan dikelola oleh generasi muda dan dijadikan acuan model. Kerja sama dengan banyak pihak juga dilakukan dengan melibatkan pemuda.
“Terutama dengan Kementerian Pertanian. Jadi generasi milenial hari ini juga merasa memiliki pertanian Indonesia,” kata Rina.
Rina menuturkan, pengelolaan sistem pertanian dengan teknologi modern juga menjadi penentu menjaga semangat generasi muda terhadap sektor agraris. Oleh sebab itu, perlu dipikirkan metode mengubah pola lama pengelolaan pertanian dari tradisional ke era kekinian.
Sebelumnya Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri menyampaikan, jumlah generasi muda yang berminat di sektor pendidikan pertanian meningkat signifikan.
Kuntoro menyebutkan, sejak tahun 2013 hingga 2018 angkanya naik drastis mencapai 12 kali lipat atau 1.237 persen. Tahun lalu, jumlah pemuda yang tertarik pada pendidikan pertanian berjumlah 13.111 mahasiswa.***
Sumber: JawaPos