Singkawang menapaki langkah baru dalam bidang seni rupa. Targetnya menjadi rumah kecil seni rupa kontemporer Indonesia di kawasan perbatasan.
Pameran bertajuk “Bermuda” (art & stories) yang melibatkan seniman Singkawang, Pontianak, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Jatiwangi, merupakan usaha seniman untuk menyebarkan wacana dan praktik mutakhir seni rupa kontemporer Indonesia di Singkawang. Pameran seni rupa kontemporer pertama di Singkawang ini dikuratori oleh Argus FS (Bandung) dan Frino Bariarcianur (Singkawang). Digagas oleh Artspace Indonesia, sebuah kelompok seni yang berfokus pada kerja-kerja penelitian, dan pengembangan wacana dan media massa seni yang berbasis di Bandung.
“Harus kami akui, dalam peta seni rupa kontemporer Indonesia, kota Singkawang bukanlah apa-apa. Untungnya posisi Singkawang yang dekat dengan perbatasan dengan negara-negara tetangga, memungkinkan kota ini menjadi etalase karya seni rupa kontemporer Indonesia. Etalase ini kami sebut sebagai rumah kecil,” ungkap Frino Bariarcianur.
Kuncinya menurut Frino, tentu saja dengan membangun ekosistem seni rupa seperti penyelenggaraan pameran dan festival, diskusi antar komunitas seni, dan penulisan serta pendokumentasian tentang seni rupa kontemporer di media sosial dan media massa di Singkawang.
“Seni rupa kontemporer Indonesia di kota besar punya sejarah panjang dan penuh dinamika. Dan di Singkawang, pameran Bermuda ini merupakan langkah awal pengembangan seni rupa kontemporer.”
Dalam pameran ini, publik akan melihat bentuk-bentuk dan medium seni yang lebih beragam yang dikerjakan oleh seniman-seniman Indonesia.
Mereka adalah seniman asal Bandung yaitu : Arman Jamparing a.k.a ACTMOVE, Deni ‘Ackay’ Ramdani, John Martono, dan Prabowo Setyadi. Seniman asal Yogyakarta Gusmen Heriadi dan Syam Terrajana (Yogyakarta). Seniman asal Jakarta Shamow’el Rama Surya dan Yohanes Arya Duta. Seniman asal Pontianak yaitu Aysu Murniati (Pontianak), serta seniman Singkawang yaitu Chantal Novyanti, Kartono, Priska Yeniriatno, dan Ricko Iswanto.
Seniman menghadirkan karya lukisan, fotografi, instalasi, grafis, keramik, dan batik.
“Keterlibatan seniman dari luar Singkawang merupakan upaya provokasi estetik serta dialog seni rupa kontemporer berbasis pengembangan medium atau material, dengan pengetahuan seni yang jadi penyertanya kepada publik dan seniman di Singkawang,” ungkap Argus FS.
Lebih lanjut Argus menyatakan “Kontribusi pemerintah, pengusaha yang konsen terhadap perkembangan seni rupa yang jadi simbol peradaban masyarakatnya yang maju jelas dibutuhkan untuk menopang praktik seni rupa kontemporer di kota Singkawang. Oleh karena itu sinergitas antar stake-holder seni perlu dibangun dan dibina untuk kemajuan masyarakat kota Singkawang yang diorbitkan melalui karya-karya seniman Singkawang ke dunia internasional melalui bahasa simbolik,” Argus FS.
Tidak hanya karya seni, dalam pameran ini pula publik dapat mengikuti sejumlah program diantaranya tur pameran, workshop batik, pemutaran video dokumentasi kerja kreatif seniman, diskusi bersama seniman, dan pertunjukkan performance art.
Pameran dapat dinikmati hingga tanggal 27 Februari 2019 di Gedung Pusat Informasi Pariwisata (PIP) tepatnya di belakang Mess Daerah (Galeri 2 Dekranasda) Singkawang. Ruang pameran dibuka pukul 09.00 – 16.00 WIB.
Pameran “Bermuda” (art & stories) dibuka oleh Wakil Walikota Singkawang, Irwan, pada hari Sabtu sore (16/02/2019) di Gedung Pusat Informasi Pariwisata bersamaan dengan pembukaan Galeri 2 Dekranasda Singkawang. Dalam sambutannya Irwan menyambut baik apa yang telah dilakukan oleh seniman-seniman Indonesia yang mau berbagai pengalaman estetik mereka kepada publik Singkawang. [Iman]