Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Jawa Timur menggelar pelatihan budidaya tembakau dan pemasaran hasil panen di aula Ponpes Mansyaul Huda Dua, Senori, Tuban, Jawa Timur, Kamis (11/04/2019).
Pelatihan yang ditujukan kepada Kelompok Santri Tembakau Milenial (KSTM) ini mendatangkan peneliti tanaman pemanis dan serat, Mochammad Sholeh. Ia memberikan pengetahuan seputar jenis-jenis tembakau untuk bahan rokok putih, kretek, dan tingwe, yang dihasilkan daun tembakau jenis VO. Tembakau jenis ini biasanya ditanam di akhir musim hujan dan panen di musim kemarau.
“Sebaliknya jenis daun tembakau NO sebagai bahan rokok cerutu biasannya ditanam di akhir musim kemarau, dan panen pada musim hujan,” terangnya.
Pelatihan itu juga memberikan kesempatan para peserta untuk bertanya seputar budidaya dan pemasaran tembakau. Salah satunya penanya adalah Singgih (33). Ia bertanya tentang harga jual daun tembakau yang harus dipilah-pilah mulai bagian atas, tengah, dan bawah.
Menjawab hal ini, Mochammad Sholeh menjelaskan bahwa di dalam daun tembaga terdapat kadar nikotin yang berbeda-beda, sehingga strandar harga jualnya juga berbeda. Harga daun tembakau dibedakan tiap bagiannya, yakni mulai paling tinggi harganya, yakni daun paling atas atau pucuk, kemudian tengah, dan harga terendah adalah daun di bagian bawah.
“Sisi strandar harga pemasarannya itu. Artinya, hasil tembakau yang dijual adalah Fancy Product atau mutu kualitas tanaman yang dihasilkan oleh para pelaku (petani),” terangnya.
Sementara menurut putra K. M. Muhyiddin Munawar Pengasuh Ponpes Mansyaul Huda 2, KH. Abdul Muis berharap pelatihan seperti dapat memberikan manfaat bagi kalangan santri santriwati. “Syukur-syukur para santri juga akan menularkan ilmu perkebunan atau pertaniannya budidaya seperti ini ke masyarakat atau tokoh muda sekitar,” ungkapnya. ***
Sumber: Bangsa Online