Musim tanam tembakau di Kabupaten Probolinggo direncanakan, dimulai sejak pertengahan April hingga awal Mei 2019 mendatang.
Informasi itu disampaikan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim Ashari melalui Kasi Tanaman Perkebunan Semusim Evi Rosellawati.
Rencana areal tanam tembakau musim tanam (MT) tahun 2019 sama dengan tahun 2018 seluas 10.774 hektar. Dengan rencana produksi sebesar 12.929 ton dan asumsi produktivitas 1,2 ton/Ha.
“Mengingat musim dan animo petani dalam menanam tembakau yang belum bisa diprediksi, maka rencana areal tembakau tahun 2019 sama dengan rencana areal tanam tahun 2018 sebesar 10.774 hektar dengan asumsi kebutuhan tembakau sebesar 12.929 ton dan produktivitas 1,2 ton/ha,” katanya, Rabu (03/04/2019).
Evi menerangkan, areal tembakau ini berada di 7 kecamatan potensi tembakau Paiton VO meliputi Paiton seluas 1.943 hektar, Kotaanyar seluas 1.544 hektar, Pakuniran seluas 1.490 hektar, Besuk seluas 2.188 hektar, Krejengan seluas 2.200 hektar, Kraksaan seluas 1.110 hektar dan Gading seluas 299 hektar. Sehingga totalnya mencapai 10.774 hektar.
“Rencana masa tanam dimulai pada pertengahan Mei sampai dengan awal Juni 2019, sehingga didapatkan mutu tembakau yang sangat bagus. Sebelum menanam, petani harus bisa memilih bibit yang murni dan sehat. Serta mengantisipasi musim hujan yang berkepanjangan diharapkan para petani mengolah tanah secara sempurna dengan sistem drainase yang lancar,” jelasnya.
Menurut Evi, untuk tahun 2018 lalu rencana areal tanam tembakau seluas 10.774 hektar dan rencana produksi 12.929 ton dengan asumsi produktivitas 1,2 ton/hektar. Realisasi tanam tahun 2018 seluas 9.205,15 hektar dengan produksi sebanyak 12.057,80 ton. Sedangkan realisasi tanam tahun 2018 85,44% dari rencana areal tanam tahun 2018 dengan produktivitas 1,31 ton/ha.
“Realisasi pembelian tahun 2018 oleh gudang-gudang di Kabupaten Probolinggo mencapai sebesar 6.100 ton. Selain itu, produksi tembakau yang dihasilkan petani banyak dibeli oleh gudang dari luar Kabupaten Probolinggo. Sementara untuk tahun 2019 semua gudang masih belum menyampaikan kebutuhan riilnya dengan pertimbangan masing-masing gudang,” terangnya.
Evi menambahkan agar rencana areal tanam tembakau musim tanam (MT) tahun 2019 ini bisa terealisasi dengan baik maka diperlukan adanya sosialisasi perencanaan areal tanam tembakau tahun 2019 kepada APTI, gudang rokok pembeli tembakau dan koordinator PPL 7 wilayah kecamatan potensi tembakau Paiton VO.
“Sosialisasi ini sangat diperlukan untuk menyamakan persepsi tentang kebutuhan tembakau dan rencana areal musim tanam 2019 serta mengantisipasi permasalahan-permasalahan antara petani sebagai produsen/penyedia bahan baku dengan pihak gudang/pabrikan sebagai konsumen. Tujuannya agar terjadi keseimbangan antara suply dan demand sehingga tidak terjadi over produksi yang mengakibatkan jatuhnya harga tembakau,” tegasnya.
Lebih lanjut Evi menegaskan APTI mewakili petani tembakau Kabupaten Probolinggo menginginkan adanya MoU (Memorandum of Understanding) antara gudang dan petani. Konsekuensinya, kualitas tembakau yang dihasilkan harus ditingkatkan. Jika petani meminta harga yang bagus, maka petani harus memperbaiki kualitasnya, bebas NTRM, penggunaan pestisida nabati serta informasi BMKG terkait dengan informasi cuaca.
“Kami mengharapkan agar ke depan tembakau di Kabupaten Probolinggo masih bisa bersaing dengan tembakau di luar Kabupaten Probolinggo serta dapat dibeli oleh pabrikan dengan harga yang tinggi,” harapnya.***
Sumber: Wagata Berita