THINKWAY.ID – Sepak bola Indonesia kembali berduka. Mantan pelatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia, Benny Selvianus Dollo atau Benny Dollo, meninggal dunia pada Rabu (1/2) dalam usia 72 tahun.
Sebelum meninggal, sosok yang juga akrab dipanggil Bendol ini dikabarkan punya masalah pada ginjal, hati dan lambung.
Tak cuma dikenal sebagai orang yang berjasa Timnas, pria kelahiran Manado, Sulawesi Utara ini juga punya torehan prestasi yang mentereng selama menangani beberapa klub papan atas tanah air.
Berikut 5 hal yang patut diketahui soal Benny Dollo:
Melatih Sejak Era Galatama
Mendiang Benny Dollo Mengawali karier kepelatihan sejak awal 1980-an, tepatnya dari klub legendaris UMS (Union Makes Strength). Setelah itu, ia berkiprah di Liga Indonesia semenjak era Galatama (Liga Sepak Bola Utama), sebuah kompetisi yang digagas PSSI di era kepemimpinan Ali Sadikin. Galatama dikenal sebagai salah satu tonggak pembinaan sepak bola di Indonesia. Kompetisi ini cikal bakal Liga Indonesia saat ini.
Di era tersebut, Bendol berhasil membawa Pelita Jaya juara Galatama pada 1988/1989, 1990, dan 1993/1994, sekaligus menutup era jaya mereka di kompetisi Galatama. Pada masa itu, Pelita Jaya bahkan dianggap sebagai klub level Asia. Kini Pelita Jaya bertransformasi menjadi Madura United.
Legenda Arema
Bendol kali pertama datang ke Malang saat tim ini terpuruk di Divisi I yang kala itu merupakan kompetisi strata dua di Indonesia. Namun tangan dinginnya berhasil menyulap klub pesakitan meraih prestasi dan melahirkan beberapa pemain bintang dari kecemerlangannya sebagai pelatih.
Bersama Singo Edan, almarhum Bendol berhasil menjuarai Liga Indonesia 2004, Copa Indonesia 2005 dan 2006. Juara Liga Indonesia 2004 sangat berarti untuk Aremania, julukan fans Arema. Ini karena kesuksesan Bendol merebut gelar juara Liga Pertamina (Divisi I) 2004, artinya mengembalikan Arema ke Divisi Utama. Total 7 tropi yang berhasil Bendol persembahkan untuk Arema.
Pasca melatih Pelita Jaya dan Arema, almarhum juga masih dipercaya oleh klub-klub besar tanah air, seperti Persija Jakarta, Sriwijaya FC, Persitara jakarta Utara, Persma Manado, Persita Tangerang, hingga hingga Mitra Kukar.
Panutan untuk Pemain
Tak hanya paiawai sebagai juru taktik, Benny Dollo juga dikenal melahirkan bakat-bakat baru persepakbolaan nasional. Firman Utina, Ismed Sofan, I Putu Gede, Erol Iba, adalah nama-nama yang dikenal sebagai legenda sepak bola nasional.
Pemain-pemain ini umumnya mengaku bahwa Benny Dollo banyak mempengaruhi karier mereka. Karena tak hanya jago meramu taktik, tapi Benny Dollo dikenal kerapkali memberikan wejangan alias masukan yang berguna untuk pemain. Ini aspek yang penting, karena mental pemain jadi terbentuk.
Gaya Melatih Benny Dolo
Saat melatih, Bendol dikenal sebagai pelatih dengan karakter galak, keras dan disiplin tinggi. Ia sering terlihat uring-uringan di lapangan saat pemain tak bisa menjalankan instruksinya. Namun ini jadi hal yang baik, karena lewat tekanan, pemain sepak bola menjadi terpicu untuk menampilkan permainan terbaik.
Kiprah Bersama Timnas
Kali pertama melatih Timnas era 2000-2001, Bendol kembali menangani Tim Merah Putih pada 2008. Mendiang adalah pelatih terakhir yang mempersembahkan trofi untuk Timnas Indonesia lewat gelar juara Piala Kemerdekaan 2008, walaupun bukan ajang resmi.
Ketika itu Benny Dollo membawa Timnas Indonesia menjuarai Piala Kemerdekaan 2008 usai mengalahkan Libya yang mengundurkan diri pada laga final. 2015, ia dipanggil kembali sebagai pelatih interim menggantikan Alfred Riedl yang diberhentikan, menyusul kegagalannya di ajang Piala AFF 2014.
Dari semua yang telah dilakukan Benny Dollo, tak heran ia berhasil menyabet beberapa penghargaan individu, meliputi Best Coach Tabloid Bola Award 2007, Best Manager Serie B 2014, Best Youngest Coach in Serie B 2014, dan Lifetime Achievement Indonesia Soccer Awards APPI 2020.
Kepergian Benny Dollo merupakan kerugian besar untuk sepak bola Indonesia. Namanya akan ditorehkan sebagai pelatih yang berjasa besar di kancah sepak bola nasional. Selamat jalan, Benny Dollo.