THINKWAY.ID – 26 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kanker Payudara Sedunia oleh Badan Kesehatan Dunia, World Health Organization (WHO). Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Kanker ini bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara.
Kanker payudara umumnya diderita oleh perempuan, bahkan resikonya 100 kali lebih dibanding laki-laki. Sebabnya, payudara wanita lebih berkembang dan punya lebih banyak jaringan daripada pria. Jaringan dalam payudara pria tak mengalami pertumbuhan. Selain itu, pria tak memiliki kadar estrogen dan progesteron yang tinggi seperti pada wanita. Kedua hormon ini merupakan salah satu pemicu kanker payudara.
Walaupun resikonya lebih kecil daripada wanita, kanker payudara pada pria juga penting untuk diketahui. Benjolan yang timbul pada payudara pria layak dicurigai sebagai suatu tumor payudara, layaknya pada wanita. Jika benjolan ini terus berkembang secara tak wajar dan tak terkendali, kondisi ini bisa berkembang menjadi kanker.
Faktor Penyebab Kanker Payudara Pria
Hingga kini, dunia medis belum mengetahui dengan jelas penyebab kanker payudara pada pria. Namun terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seorang pria terkena penyakit ini. Faktor-faktor tersebut antara lain usia, genetik dan riwayat keluarga, hormone estrogen dan testosteron, resiko pekerjaan, dan radiasi.
Kasus kanker payudara yang diderita pria, sebagian besar ditemukan di usia 60-70 tahun. Faktor genetik juga sangat bepengaruh, sehingga kanker payudara pria juga digolongkan sebagai penyakit turunan. Salah satu gen yang bisa diturunkan pada pria adalah mutasi BRCA2.
Pria cenderung memiliki kadar hormon estrogen lebih rendah dibandingkan dengan wanita, tapi memiliki kadar testosteron yang tinggi. Pada kondisi tertentu, kadar testosteron dapat berubah menjadi kadar estrogen, sehingga kadar estrogen pada pria bisa meningkat. Ini bisa meningkatkan risiko kanker payudara. Kondisi-kondisi yang bisa meningkatkan kadar estrogen pada pria yakni terapi hormon, obesitas, gangguan pada organ testis, konsumsi alkohol berlebihan, serta gangguan atau penyakit hati.
Pria dengan aktivitas atau pekerjaan di bawah terpaan panas dalam jangka waktu lama punya resiko dua kali lipat, dibandingkan dengan kondisi pekerjaan pria dalam hawa sejuk. Ini berarti, pria dengan pilihan profesi tertentu memiliki risiko menderita kanker payudara. Beberapa profesi yang dimaksud adalah pandai besi, pekerja las, buruh pabrik otomotof, dan buruh pabrik baja. Penjelasan ilmiahnya, terpaan panas secara konsisten akan merusak testis. Ini berakibat pada kenaikan kadar testosteron dan estrogen.
Pria yang terpapar radiasi dalam jangka panjang juga beresiko menderita kanker payudara. Misalnya, pria yang pernah menjalani prosedur radioterapi jangka panjang seperti penggunaan sinar X-Ray dalam dosis tinggi pada bagian dada. Dalam kondisi buruk, sel-sel kanker dimungkinkan menyerang kelenjar getah bening pada ketiak, leher, lalu menyebar ke organ lain.
Gejala Kanker Payudara Pria
Umumnya, gejala kanker payudara pria sama dengan yang muncul pada kanker payudara wanita. Ciri umumnya adalah munculnya benjolan tanpa rasa nyeri pada salah satu bagian payudara. Benjolan biasanya terletak di bawah puting dan aerola (lingkaran gelap di sekeliling puting).
Beberapa gejala lain yang mungkin muncul adalah puting masuk ke dalam (inverted nipple), puting atau kulit di sekitarnya menjadi keras, merah, atau bengkak. Kemudian, luka atau ruam pada puting dan areola yang tak kunjung sembuh, keluarnya cairan dari puting, serta munculnya benjolan kecil di ketiak akibat pembesaran kelenjar getah bening pada area tersebut.
Saat gejala tambahan muncul seperti nyeri tulang, sesak napas, lelah berkepanjangan, atau kulit yang gatal disertai dengan mata yang menguning, bisa jadi sel kanker sudah menyebar ke organ penting lain seperti tulang, hati, atau paru-paru. Saat gejala-gejala ini muncul, sebaiknya seorang pria segera menemui dokter. Walaupun bukan selalu berarti tumor atau kanker, tapi deteksi dini penting untuk meminimalisir risiko kanker payudara pada pria.