THINKWAY.ID – Genks! Juni ini para petani tembakau di beberapa daerah tengah memasuki masa tanam dan aktivitasnya masih banyak berkutat di ladang. Nah, jauh sebelum memasuki masa panen kita mengajak untuk mengenal alat rajang tembakau. Alat ini adalah satu instrumen penting dalam membuat sebatang rokok. Kegunaannya untuk memotong daun-daun tembakau lalu kemudian hasilnya akan dijemur saat cuaca cerah. Benda ini pasti wajib dimiliki oleh banyak petani tembakau di Indonesia. Berbeda daerah-berbeda pula penamannya.
Orang-orang di kawasan Temanggung dan sekitarnya menyebut alat rajang tembakau dengan nama cacak. Mungkin nama ini digunakan karena fungsi alat ini sebagai pencacah daun tembakau yang masih utung. Model dari cacak berbeda-beda ada yang tinggi dan ada juga yang berbentuk lebih pendek. Penggunaannya tergantung dari kebiasaan petani tembakau masing-masing.
Nama cacak juga merujuk pada pada pisau cacak yang besar dan tajam untuk memotong tembakau. Penuturuan beberapa petani di daerah bahkan menyebut bahwa alat rajang tembakau ini dipesan dari daerah tertentu yang memiliki pengrajin cacak. Dikutip dari komunitaskretek.or.id, pemesanan alat ini bahkan harus sampai keluar daerah Temanggung.
Di tempat lain, salah satunya di desa Tlilir Temanggung masyarakat juga menamakan alat rajang tembakau dengan nama gobang. Masyarakat di daerah tersebut sudah lama mengenal alat ini dan bahkan disakralkan. Setiap tahunnya bahkan ada sebuah tradisi mencuci alat tersebut yang bernama Jamasan Srobong Gobang.
Baik cacak maupun gobang sama-sama merupakan alat rajang tembakau manual. Tangan dan tubuh manusia masih sangat dibutuhkan untuk mengolah daun tembakau menjadi potongan yang halus atau kasar. Alat-alat manual ini masih dilestarikan dan digunakan hingga saat ini. Kendatipun banyak petani tembakau yang sudah mulai beralih kepada alat mesin otomatis.
Kualitas yang baik dan potongan yang konsisten dinilai oleh beberapa masyarakat masih menjadi nilai utama dari penggunaan alat rajang tembakau manual. Faktor lainnya adalah mesin rajang tembakau dengan harga yang dinilai masih cukup mahal. Satu mesinnya saja dijual dengan harga sekitar 8 juta hingga belasan juta rupiah. Penggunaan listrik yang cukup besar juga menambah ongkos rajang tembakau itu sendiri.
Selain itu faktor citarasa juga konon berbeda dari yang dihasilkan oleh alat rajang tembakau manual atau otomatis. Tembakau yang dirajang menggunakan cacak atau gobang memiliki rasa dan warna yang lebih baik ketimbang tembakau dari alat otomatis.
Menariknya ketika masa panen tembakau di beberapa daerah menggelar acara festival rajangan tembakau. Salah satunya adalah di Desa Bansari Temanggung yang pada 2019 lalu menghadirkan 150 perajang tembakau se-kecamatan. Acara ini diisi dengan agenda utama lomba rajang tembakau dan juga penampilan kebudayaan khas daerah tersebut.