CUAN menjemput penjual tembakau di saat pemerintah menetapkan tarif kenaikan cukai rokok sebesar 12,5% mulai awal Februari lalu. Itu dialami Khoirul Fajri Asyihab, penjual tembakau tujuh rasa asal Kota Atlas.
Keuntungan tiga kali lipat sudah berpihak pada Fajri semenjak ada wacana cukai rokok naik. Permintaannya melonjak, seiring dengan melambungnya cukai sigaret putih mesin (SPM) dan sigaret kretek mesin (SKM).
Dalam menjual tembakau, Fajri menawarkan tujuh varian kepada pelanggannya yaitu, tembakau gayo, kastukri, greentea, ploso gading, beringin, tambeng keripik, cappucino, whiskey, dan menthol.
Tembakau yang dia jual ditawarkan melalui sistem penjualan online. Terlebih saat pandemi, warga lebih senang menggunakan sarana belanja online ketimbang keluar rumah.
“Sudah dua minggu ini berjualan tembakau via daring. Rata-rata banyak yang beli dari situ,” jelasnya pemilik toko Dodoel Mbako, belum lama ini.
Ide menjual tembakau datang ketika dia pergi ke beberapa kota besar seperti, Malang, Yogyakarta dan Jakarta. Saat itu, dia melihat banyak toko maupun cafe yang menjual tembakau.
“Awalnya terinpirasi dari penjual tembakau daring di kota-kota besar seperti, Malang, Yogyakarta, dan Jakarta. Dari situ saya mulai tertarik,” tuturnya.
Sampai saat ini, yang paling diminati oleh pemmbeli adalah tembakau jenis gayo, green tea, cappucino dan darmawangi. Empat jenis tembakau tersebut selalu habis lebih awal dibanding tembakau yang lain.
“Tembakau yang paling diminati oleh pelanggan Tembakau Gayo, Tembakau Green Tea, Tembakau Cappucino, dan Tembakau Madura,” katanya.
Dia menambahkan, tiga varian tersebut laku keras disebabkan karena harganya yang terjangkau oleh mahasiswa dan rasanya tidak membuat sakit di tenggorakan.
“Empat varian tersebut memang dikenal halus, cocok untuk pemula,” ujarnya.
Penjual tembakau lain, Danang Wihatmoko, juga mengalami hal yang sama. Tak hanya tembakau yang laris, namun alat linting (tobacco roller) dan wadah tembakau juga banyak yang beli.
“Sudah banyak yang cari sejak pandemi,”ujarnya.
Mayoritas pembeli yang datang kepadanya adalah anak-anak muda. Kebanyakan pembeli di tokonya mencari tembakau yang rasanya cappucino dan darmawangi.
“Keduanya memang memiliki dua kelebihan, kalau yang capucino itu aromanya enak seperti cappucino dan darmawangi itu halus di tenggorokan,” imbuhnya.*