Apa yang kamu ketahui tentang Temanggung? Kopi? Tembakau? Jika kamu menyebutkan keduanya, maka jawabannya tepat sekali. Kalo boleh dibilang, kopi dan tembakau menjadi dua komoditi penting bagi Temanggung.
Kamu bisa lihat bahwa Temanggung termasuk dalam 10 penghasil kopi terbaik di Indonesia. Ada beberapa daerah di Temanggung yang termasuk penghasil kopi, seperti Kandangan, Lereng Sindoro, Lereng Sumbing, atau Wonotirto. Nama daerah yang disebut terakhir berhasil meraih juara dua kontes kopi di SCAA Expo 2016 USA dengan varietas kopi arabika Wonotirto.
Jika kamu masih mengingat nama Mukidi pada awal tahun 2016, tentu kamu tidak bisa meninggalkan ingatan tentang Temanggung. Ya, Mukidi adalah pria asal Temanggung. Dan Mukidi memiliki Rumah Kopi Temanggung. Ia juga menjual berbagai varietas kopi termasuk kopi asli Temanggung.
Selain kopi, tembakau menjadi hal paling penting dari Temanggung. Tembakau pula yang menggerakkan perekonomian Temanggung. Tak heran, sempat beberapa tahun silam ada demo dari petani Tembakau menyangkut isu tembakau yang kurang sehat. Dan itu jelas mengganggu perekonomian mereka.
Banyak masyarakat yang bergantung dari tembakau. Dan dari tembakau pula banyak olahan yang dihasilkan. Kita mungkin mengenal bahwa tembakau hanya digunakan untuk rokok. Namun dari Temanggung, kita mengenal olahan lain. Apa itu? Nasi Goreng Tembakau.
Saya tak pernah membayangkan bagaimana jadinya ketika tembakau dicampurkan dengan nasi goreng. Sepengetahuan saya, tembakau hanya digunakan untuk rokok. Tak ada yang lain. Tapi masyarakat mengolahnya dalam bentuk lain.
Sesungguhnya bagaimana rasanya? Pahit? Manis? Lalu baunya seperti apa? Wangi? Apek? Saya pun tak bisa menduga-duga. Apalagi saya juga tak pernah sekali pun mencoba untuk merokok. Tentu akan menjadi pengalaman menarik bagi saya jika mencoba tembakau. Dan itu akan menjadi pengalaman pertama seumur hidup saya untuk mencoba tembakau. Tentunya dalam bentuk nasi goreng.
Pengalaman tersebut saya coba ketika rasa lapar menyerang secara tiba-tiba di malam minggu kemarin. Kebetulan saat itu, saya dan istri sedang berada di kota Temanggung untuk suatu urusan. Sang istri menyarankan saya untuk menyantap kuliner unik Temanggung. Namanya nasi goreng tembakau. Saya hanya sedikit tersenyum sembari mengernyitkan dahi. Unik dan aneh.
Tapi karena perut berbunyi berulangkali, apa boleh buat saya terima tawaran istri saya. Mencoba nasi goreng tembakau.
Letaknya hanya sejauh tendangan Tsubasa Ozora dari alun-alun kota Temanggung. Lebih tepatnya sebelah barat alun-alun tersebut. Namun untuk menuju tempatnya, kamu harus hati-hati. Kenapa? Karena letaknya tepat di pertigaan yang jalannya curam ke bawah. Boleh dibilang, tempatnya berada di daerah tusuk sate.
Kalau pun masih bingung, carilah tulisan Temanggung Bersenyum dengan blok warna merah. Kalo ndak ketemu juga? Ya sudah tanya Mbah Google. Dijamin ketemu.
Begitu masuk ke ruangannya (saya lebih suka menyebut kedai), mungkin Anda sedikit terkagum-kagum. Warna kuning dan merah mendominasi. Di sebelah kiri ada beberapa foto artis. Salah satunya penari Indonesia yaitu Didik Nini Thowok. Di sebelah kanan ada 21 foto mantan bupati Temanggung. Mulai dari bupati pertama yaitu Raden Tumenggung Ario Djojo Negoro hingga bupati saat ini yaitu Bambang Sukarno.
Jika masuk lebih dalam maka kamu akan menemukan televisi kuno dan beberapa majalah dan buku tentang sejarah maupun pesona Temanggung.
Kedai Temanggung Bersenyum sudah ada sejak 3 tahun silam. Kedai ini terdiri dari dua lantai. Banyak orang lebih memilih di lantai dua. Mungkin supaya mereka lebih leluasa untuk mengobrol dan menikmati hawa yang cukup dingin pada malam itu. Saya dan istri sengaja memilih di lantai pertama. Alasannya, lebih dekat dengan dapur dan lebih mudah mencium bau masakan.
Istri saya memesan nasi goreng jawa sedangkan saya tentu saja memesan nasi goreng tembakau. Sebenarnya ada yang lebih khusus lagi, nasi goreng tembakau srintil. Namun karena saya belum pernah mencoba tembakau dan biar ndak kaget maka saya mencoba nasi goreng tembakau saja.
Hanya perlu menunggu tidak lebih dari 15 menit saja, nasi goreng tembakau hadir tepat di hadapan saya. Baunya harum. Wangi. Tapi bagaimana rasanya? Suapan pertama, biasa saja. Suapan kedua, ya sama saja seperti pada suapan pertama. Kemudian saya mencoba mencampurkan tembakau yang diletakkan di atas nasi goreng.
Oh, hmm, ada sensasi unik di mulut saya. Sedikit pahit namun baunya tetap wangi. Dan secara tak sadar saya menghabiskan nasi goreng tembakau tersebut kurang dari 5 menit.
Ternyata enak juga. Saya tak menyangka jika nasi goreng ditambahkan tembakau ada sensasi tersendiri di mulut. Dan kita harus menghargai kreativitas masyarakat Temanggung dalam meracik tembakau. Fantastista.
Soal harga, kamu akan mendapatkan harga yang pantas. Cukup 14 ribu saja. Tapi jika kamu ingin mencoba menu lain maka ada lumpia, bakpao, ataupun dimsum. Ada pula minuman macam Bir Plethok maupun Wedang Uwuh.
Namun, tetap saja alangkah sayang sekali jika kamu melewatkan kuliner unik dari Temanggung yang satu ini. Nasi Goreng Tembakau.***
Sumber: MinumKopi