Menjelang masa tanam musim tembakau tahun 2021 petani tembakau di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah mengambil langkah cerdas. Tak ingin hasil panennya jeblok karena cuaca mereka pun menggandeng Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), serta sejumlah praktisi dari kalangan akademisi.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Temanggung, Siyamin mengatakan, hal itu guna memastikan kapan waktu paling tepat untuk mulai menyemai bibit tembakau. Agar tak salah langkah mereka pun tidak mau berspekulasi atau hanya memakai ilmu titen seperti dulu lagi. Pasalnya, saat ini musim atau cuaca sulit ditebak, padahal tembakau sangat tergantung dengan cuaca.
“Pertanian tembakau yang sangat tergantung dengan cuaca maka kami menggandeng BMKG untuk mengentahui prakiraan cuaca dalam beberapa bulan ke depan, sehingga bisa memilih waktu tepat untuk menanam tembakau. Kita mengedukasi petani, sebab selama ini kan petani menanam tembakau masih menggunakan ilmu titen termasuk membaca cuaca, maka kita gelar sarasehan ini dengan mengundang BMKG,” ujarnya ditemui di sela-sela sarasehan di Tumijah Resto, baru-barui ini.
Menurut dia, pengetahuan ini sangat penting supaya petani itu memiliki pengetahuan yang jelas tentang prakiraan cuaca sehingga bisa melakukan perencanaan dari tanam sampai petik secara tepat. Harapannya bisa diperoleh hasil panen maksimal secara kualitas maupun kuantitas sehingga tembakau bisa terbeli oleh pabrikan rokok dengan harga tinggi.
Prakirawan dan Analis Cuaca Iklim BMKG, Stasiun Klimatologi Semarang, Zauyik Nana Ruslana mengatakan, pihaknya memberikan pengetahuan tentang cuaca kepada para petani tembakau. Apa saja yang mempengaruhi iklim, sehingga nanti bisa menyesuaikan masa tanam.
“Kita beri pengetahuan tentang cuaca kepada para petani tembakau, apa saja yang mempengaruhi iklim, terus mengenai cuaca termasuk anomali sehingga bisa beradaptasi. Seperti sekarang misalnya karena ada anomali cuaca terjadi lanina, sehingga musim hujannya lebih panjang, awal musim kemaraunya jadi mundur. Kita akan berikan prakiraan iklim untuk satu atau dua bulan ke depan wilayah mana yang curah hujannya tinggi, rendah, mana yang terang, sehingga petani bisa menyesuaikan kapan musim tanamnya,” katanya.
Wakil Bupati Temanggung Heri Ibnu Wibowo mengapresiasi adanya sarasehan ini, sebab dengan mengundang sejumlah praktisi akan berdampak positif terhadap pola tanam dan cara berpikir petani tembakau. Ia berharap dengan ini dapat meningkatkan kualitas tembakau Temanggung.
“Saya mengapresiasi saresan ini karena mendatangkan sejumlah praktisi, termasuk dari IPB yang melihat dari sektor ekonomi bagaimana nanti pengembangan dan manfaat yang ada. Kemudian dari UGM yang tergabung dalam tim pengabdian masyarakat, Insya Allah akan membantu petani tembakau Temanggung dalam rangka meningkatkan kualitas tembakau dan akan membantu pasca panen,” katanya. (Sumber: Gatra.com)