Wacana kenaikan harga jual rokok akibat penaikan cukai membuat perokok aktif memutar otak. Dari berhenti merokok hingga mencari alternatif lain.
Di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan misalnya. Warga setempat pelan-pelan beralih ke tembakau tradisional.
Namanya Ico. Tembakau ini diklaim warga setempat sebagai tembakau murni. Artinya, tembakau yang ditanam warga di Bulukumba.
Ico banyak dijual di pasar-pasar tradisional dengan harga relatif lebih murah ketimbang isu harga terbaru sebungkus rokok yang beredar. Per gulung, Ico dibanderol Rp 5.000 hingga Rp 10.000 ribu.
“Soal rasa, tidak kala nikmatnya dengan rokok umumnya. Jadi karena masih murni tembakaunya tanpa ada bahan campurnya,” kata Herman, salah satu penikmat Ico.
Dia menjelaskan, satu gulung Ico bisa diolah menjadi sekira 20 lintingan lebih. Cukup ditambahkan Papir atau kertas rokok, penikmat Ico sudah bisa mengisap kretek murni khas Bulukumba.
Bahri, petani di Bulukumba mengatakan, porsi tembakau dengan harga murah yang didapat itu tak boleh disia-siakan. Tak tanggung-tanggung, pria berusia 40 tahun ini membeli hingga 40 gulung Ico yang dikemas dalam ruas bambu. Harganya Rp200 ribu.
“Bisa saya isap sampai 2 bulan lamanya,” kata dia.
Hingga saat ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) masih menunda kenaikan tarif cukai rokok. Tapi warga sudah punya jurus jitu menghadapinya dengan beragam kearifan lokalnya.***
Sumber: Rakyatku